GLOBAL – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan bahwa negaranya tidak akan begitu saja menyerahkan sumber daya mineralnya, termasuk logam tanah jarang, kepada pihak mana pun, termasuk Amerika Serikat. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas permintaan Presiden AS, Donald Trump, yang menginginkan logam tanah jarang sebagai imbalan atas bantuan militer AS untuk Ukraina.

“Kami memiliki sumber daya mineral yang sangat berharga. Namun, ini bukan berarti kami akan memberikannya begitu saja, bahkan kepada mitra strategis kami. Kami lebih memilih kemitraan yang nyata—investasi yang saling menguntungkan,” ujar Zelensky dalam unggahan di media sosialnya, dikutip dari AFP.
Trump sebelumnya menyatakan bahwa AS ingin mengamankan pasokan logam tanah jarang dari Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan dengan Kyiv. Namun, seruan ini mendapat kritik dari Kanselir Jerman, Olaf Scholz, yang menegaskan bahwa bantuan kepada Ukraina seharusnya diberikan tanpa meminta imbalan.
Zelensky menyoroti bahwa Ukraina memiliki cadangan mineral bernilai triliunan dolar AS, termasuk titanium dan uranium—yang terbesar di Eropa. Menurutnya, sumber daya ini harus dikelola dengan bijak demi keamanan nasional, termasuk mencegahnya jatuh ke tangan Rusia.
Sementara itu, Trump menyatakan dirinya “mungkin” akan bertemu Zelensky di luar Ukraina dalam waktu dekat, meskipun belum ada pertemuan yang dikonfirmasi. Presiden AS juga mendorong perundingan antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Dengan kekayaan mineral yang menjadi aset strategis, Ukraina kini berupaya menarik investasi asing untuk mengelola sumber dayanya tanpa kehilangan kendali atas kepemilikannya. (RH)
