PRADANAMEDIA / BEIJING – China resmi mengoperasikan kapal induk terbarunya, Fujian (Type 003), setelah melalui serangkaian uji coba laut yang panjang. Peresmian ini menandai tonggak penting dalam modernisasi militer Beijing dan menunjukkan ambisi Negeri Tirai Bambu untuk menandingi kekuatan maritim Amerika Serikat.
Presiden China Xi Jinping secara langsung menaiki kapal induk raksasa tersebut dalam sebuah inspeksi militer di Pelabuhan Sanya, Provinsi Hainan, baru-baru ini. Kehadiran Xi di atas Fujian menjadi sinyal politik kuat tentang prioritas strategis China di sektor pertahanan laut.

Kapal Induk Terbesar dan Tercanggih China
Fujian, yang kini menjadi kapal perang terbesar yang pernah dibangun China, memiliki panjang sekitar 315 meter dan bobot penuh mencapai 80.000 ton—hanya sedikit di bawah kelas Kitty Hawk milik Angkatan Laut AS. Dengan ukuran ini, Fujian melampaui kelas Queen Elizabeth milik Inggris yang berbobot 70.000 ton, menjadikannya kapal induk konvensional terbesar di dunia.
Menurut data Office of Naval Intelligence (ONI) AS, Fujian menampilkan rancangan dan teknologi yang jauh lebih maju dibanding dua pendahulunya, Liaoning dan Shandong.
Desain Futuristik dan Teknologi Canggih
Citra satelit memperlihatkan Fujian dilengkapi struktur komando berbentuk piramida yang menjadi pusat kendali penerbangan dan sensor utama. Desain permukaannya yang halus berfungsi untuk mengurangi pantulan radar, meningkatkan kemampuan siluman kapal.
Salah satu terobosan utama Fujian adalah penggunaan sistem propulsi listrik hibrida dengan mesin gabungan gas dan diesel. Teknologi ini tidak hanya memperkuat daya jelajah kapal, tetapi juga mendukung sistem ketapel elektromagnetik (EMALS) — teknologi yang sebelumnya hanya dimiliki kapal induk kelas Ford milik AS.
Meninggalkan Era Ski-Jump
Berbeda dari pendahulunya, Fujian menjadi kapal induk pertama China yang tidak lagi menggunakan landasan ski-jump. Kapal ini sepenuhnya mengandalkan tiga ketapel elektromagnetik untuk meluncurkan berbagai jenis pesawat tempur dengan bobot berbeda secara lebih efisien.
Selain itu, terdapat dua lift pesawat yang menghubungkan hanggar dan dek penerbangan utama, empat kabel penangkap untuk pendaratan jet tempur, serta lima zona pendaratan helikopter. Kombinasi sistem ini memungkinkan operasi udara simultan yang lebih cepat dan efisien.
Persenjataan dan Sistem Pertahanan
Meski rincian resminya belum diumumkan, citra uji coba laut memperlihatkan Fujian dipersenjatai empat sistem senjata jarak dekat (CIWS) serta empat sistem rudal pertahanan jarak dekat mirip SeaRAM milik AS. Pengamat pertahanan juga menduga kapal ini menguji sistem senjata energi terarah dan pertahanan akustik eksperimental.
Kekuatan Armada Udara
Fujian diperkirakan mampu membawa 50–60 pesawat, termasuk jet tempur J-15, pesawat peringatan dini KJ-600, dan di masa depan jet tempur generasi kelima J-35. Kapasitas ini jauh melampaui dua kapal induk sebelumnya, meskipun masih di bawah kapal induk AS yang dapat membawa hingga 80 pesawat.
Dengan bobot 80.000 ton dan teknologi peluncuran elektromagnetik, Fujian kini menjadi kapal induk terbesar ketiga di dunia, hanya kalah dari kelas Nimitz dan kelas Ford milik AS.
Langkah Menuju Armada Super Bertenaga Nuklir
Fujian dianggap sebagai pijakan penting menuju pembangunan Type 004, kapal induk super masa depan China yang dikabarkan akan bertenaga nuklir dan memiliki bobot di atas 100.000 ton.
Lompatan Strategis dalam Kekuatan Laut China
Analis pertahanan James Marques dari GlobalData menilai Fujian sebagai “lompatan besar” dalam evolusi armada laut China.
“Jika kapal ini mampu mengoordinasikan operasi pesawat tempur, pesawat peringatan dini, dan anti-kapal selam secara simultan, maka Fujian akan menjadi pesaing serius bagi kapal induk Amerika Serikat,” ujarnya.
Dengan resminya Fujian berdinas, Beijing kini mengirim pesan tegas bahwa era baru persaingan maritim global tengah dimulai — dan China tidak lagi sekadar menjadi pengikut dalam perlombaan teknologi militer laut. (RH)

