PRADANAMEDIA / LYON – Aksi perampokan bersenjata mengguncang Kota Lyon, Prancis, baru-baru ini, ketika sekelompok penjahat kawakan membobol laboratorium pemurnian emas dan membawa kabur logam mulia senilai sekitar 32 juta dollar AS, atau setara Rp 533,5 miliar.
Namun, drama pencurian besar ini tak berlangsung lama. Dalam waktu kurang dari dua jam, polisi berhasil meringkus enam pelaku dan menyita kembali 306 kilogram logam mulia, sebagian besar berupa emas, yang sempat digasak dari lokasi kejadian.

Jaksa Penuntut Umum Lyon, Thierry Dran, menjelaskan bahwa para pelaku termasuk penjahat profesional yang sebelumnya juga pernah terlibat kasus serupa.
“Para pelaku merupakan penjahat kawakan,” ujar Dran dalam konferensi pers, Senin (3/11), dikutip dari AFP.
Enam tersangka yang diamankan terdiri dari lima pria dan satu perempuan berusia antara 30 hingga 40 tahun. Dari jumlah itu, tiga pria diketahui memiliki catatan kriminal perampokan bersenjata, sementara sang perempuan disebut tidak memiliki riwayat kejahatan. Ia bersama satu pria lain membantah keterlibatan, sedangkan empat tersangka lainnya memilih bungkam selama pemeriksaan.
Jaksa Dran menyampaikan, pihaknya tengah menyiapkan dakwaan konspirasi kriminal dan perampokan bersenjata terhadap para tersangka, meski belum dipastikan seluruhnya akan dijerat dengan pasal yang sama.
Awalnya, nilai logam mulia yang digondol para perampok diperkirakan mencapai 13,8 juta dollar AS (Rp 230 miliar). Namun, hasil penyelidikan lanjutan mengungkapkan jumlah sebenarnya lebih dari dua kali lipat dari perkiraan awal.
Rangkaian Pencurian Besar di Prancis
Insiden perampokan ini terjadi di tengah meningkatnya gelombang pencurian yang menargetkan lokasi penyimpanan barang berharga di Prancis. Dalam beberapa pekan terakhir, serangkaian kasus serupa mengguncang negara tersebut.
Pada bulan lalu, Museum Louvre di Paris menjadi korban pencurian besar, ketika koleksi perhiasan kerajaan senilai Rp 1,7 triliun raib dari ruang pamer utama. Meski demikian, Jaksa Agung Paris menyebut para pelaku dalam kasus Louvre itu “penjahat kelas teri”.
Tak berhenti di situ, Museum Sejarah Alam Paris juga dibobol dalam insiden terpisah. Para pelaku berhasil membawa kabur sampel emas senilai Rp 29 miliar, sebelum seorang perempuan asal China berusia 24 tahun ditangkap di Barcelona pada awal November terkait kasus tersebut.
Aksi Bersenjata di Lyon
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, seorang saksi mata yang diduga karyawan di sekitar lokasi kejadian terdengar panik saat melapor ke layanan darurat. Ia menyebut mendengar ledakan keras dan melihat para pelaku membawa senapan serbu Kalashnikov.
Polisi yang bergerak cepat berhasil mengepung para pelaku dan menyita berbagai barang bukti, termasuk senapan serbu, pistol, bahan peledak, dan hasil rampokan.
Rangkaian perampokan berisiko tinggi ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap sistem keamanan di fasilitas penyimpanan emas dan museum di Prancis. Pemerintah pun didesak untuk memperketat pengamanan terhadap lokasi-lokasi strategis yang menyimpan aset bernilai tinggi. (RH)

