PALANGKA RAYA – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng, Willy Midel Yoseph dan Habib Ismail Bin Yahya, yang dikenal sebagai Willy-Habib, berhasil menarik perhatian dalam debat publik perdana yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Tengah pada Senin (14/10/2024).
Pasangan yang mengusung visi Kalteng HARMONIS (Harati, Amanah, Religius, Maju, Optimis, Nasionalis, Indah, dan Sejahtera) ini menampilkan gagasan dan program kerja yang terukur dan aplikatif, membuat mereka tampak realistis untuk mewujudkan visi mereka jika terpilih memimpin Kalteng selama lima tahun ke depan.
Dalam pemaparannya, Willy Midel Yoseph menegaskan dukungan penuh mereka terhadap program food estate yang digagas oleh pemerintah pusat. “Kami akan menjadikan program ini sebagai bagian dari ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan, demi mewujudkan Kalteng yang sejahtera,” katanya.
Willy menekankan pentingnya infrastruktur yang baik di kawasan food estate, serta pemilihan jenis tanaman yang sesuai, termasuk tanaman khas Kalteng seperti anggrek dan tumbuhan hutan. “Food estate ini tidak hanya untuk ketahanan pangan Kalteng, tetapi juga sebagai penyokong kebutuhan pangan daerah lain. Kami ingin Kalteng menjadi lumbung pangan nasional dan penyangga Ibukota Nusantara di Kalimantan Timur,” tegasnya.
Calon Wakil Gubernur Kalteng, Habib Ismail, menambahkan bahwa mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang berkualitas adalah hal penting lainnya. “Kami akan membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di kawasan food estate dan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, terutama di sektor pariwisata,” ujarnya.
Habib juga menekankan program pemberdayaan masyarakat lokal agar mereka menjadi tuan rumah di tanah sendiri, dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan.
Sebagai putra daerah, Willy-Habib berkomitmen untuk mengedepankan kearifan lokal dalam kebijakan mereka. Habib mengingatkan dengan pepatah leluhur: “Jangan sampai kita ‘Tempun kajang bisa puat, tempun uyah batawah belai, tempun petak manana sare’,” yang mengingatkan pentingnya agar masyarakat Dayak tidak terpinggirkan di tanahnya sendiri.
“Kita harus memantapkan kearifan lokal. Kalteng harus memiliki martabat, harkat, dan derajat yang tinggi. Kami, sebagai utusan Dayak, bertekad untuk memajukan Kalteng,” tandasnya. (KN)
