Serapan Tenaga Kerja Lokal Masih Rendah, Pemko Palangka Raya Dorong Gen Z Tingkatkan Soft Skill

LOKAL PEMERINTAHAN

PRADANAMEDIA / PALANGKA RAYA – Dari sekitar 900 lowongan kerja yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Palangka Raya hingga 1 Juli 2025, baru sekitar 200 tenaga kerja lokal yang mendaftar. Kondisi ini menunjukkan penyerapannya masih belum optimal, meski peluang kerja terbuka luas.

Kepala Disnaker Kota Palangka Raya, Amandus Frenaldy, menjelaskan salah satu faktor rendahnya partisipasi pencari kerja lokal adalah kecenderungan generasi muda, khususnya Gen Z, memilih pekerjaan yang sesuai minat dan kemampuan mereka.

“Banyak kesempatan tersedia, tapi penyerapannya masih minim. Harapan kami, tenaga kerja lokal bisa lebih proaktif memanfaatkan peluang ini, jangan sampai justru orang luar daerah yang mengisi lowongan tersebut,” ujarnya dalam ekspose Rencana Tenaga Kerja Kota (RTK) Palangka Raya 2025–2029 yang digelar di Hotel Aurilla, Kamis (28/8).

Menurutnya, selain keterampilan teknis (hard skill), kemampuan non-teknis (soft skill) seperti komunikasi, disiplin, kerja sama tim, dan adaptasi teknologi, seringkali menjadi kunci sukses dalam dunia kerja modern.

Dokumen RTK 2025–2029 disusun sebagai acuan pembangunan ketenagakerjaan, pemetaan kebutuhan tenaga kerja, sekaligus strategi meningkatkan daya saing SDM lokal.

Penjabat Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, menambahkan bahwa penguatan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan dunia usaha sangat penting.
“RTK ini membangun sistem agar sekolah, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah dapat berkolaborasi, menyelaraskan kebutuhan pasar kerja sehingga tenaga kerja lokal mampu mengakses peluang yang ada,” tegasnya.

Acara tersebut turut dihadiri Kepala Disnakertrans Kalimantan Tengah, Farid Wajdi, serta perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan RI, Mohammad Mustafa Sarinanto, guna menyelaraskan arah kebijakan ketenagakerjaan antara pusat dan daerah.

Dengan hadirnya RTK, Pemerintah Kota Palangka Raya berharap masyarakat, khususnya generasi muda, semakin terdorong mengasah soft skill sembari memanfaatkan hard skill. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat daya saing, meningkatkan serapan tenaga kerja lokal, sekaligus menekan angka pengangguran di wilayah setempat. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *