Jakarta – Polisi telah mengamankan lima orang terkait pembubaran paksa diskusi “Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional” yang diadakan oleh Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9).
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menegaskan bahwa pihaknya bergerak cepat untuk menyelidiki insiden tersebut, yang melibatkan sejumlah tokoh ternama, seperti mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko, pakar hukum tata negara Refly Harun, dan aktivis Said Didu. Diskusi tersebut seharusnya menjadi wadah bagi pertukaran ide dan pemikiran konstruktif, namun justru berujung pada aksi kekerasan.
Dalam pernyataan resminya, Trunoyudo mengimbau semua pihak untuk menjaga keamanan dan ketertiban, serta menghargai kebebasan berpendapat yang dilindungi oleh konstitusi. Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan demokrasi yang sehat, di mana setiap suara dapat didengar tanpa takut akan intimidasi. “Mari kita jaga alam demokrasi. Kebebasan berpendapat adalah hak yang harus dihormati oleh semua,” tandasnya.
Insiden pembubaran berlangsung anarkis, dengan para pelaku merusak panggung, merobek backdrop, mematahkan tiang mikrofon, dan mengancam peserta yang hadir. Kericuhan dimulai ketika sekelompok massa yang diduga berasal dari Indonesia Timur menggelar orasi di depan hotel, mengkritik para narasumber dan membela kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Momen ini menunjukkan betapa mudahnya perbedaan pendapat bisa memicu ketegangan di ruang publik, terutama di tengah situasi politik yang semakin kompleks.
Situasi di lapangan menjadi semakin panas ketika demonstran meluapkan emosinya, menuntut agar suara mereka diperhatikan. Meski demikian, tindakan anarkis yang terjadi justru menodai esensi dari diskusi yang seharusnya berlangsung dengan damai. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya dialog yang konstruktif dan perlunya saling menghormati, agar demokrasi dapat terus tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Polisi kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam aksi tersebut diadili sesuai hukum yang berlaku, serta mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang. (KN)