**PRADANAMEDIA/ JAKARTA — Dalam momentum peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Perancis, pemerintah kedua negara menandatangani sejumlah nota kesepahaman penting, salah satunya di bidang kehutanan dan lingkungan hidup. Penandatanganan ini berlangsung saat Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kenegaraan Presiden Perancis Emmanuel Macron di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/5).
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyampaikan bahwa kerja sama yang ditandatangani mencakup 12 area strategis dalam pengelolaan hutan dan mitigasi perubahan iklim. “Saya mendampingi Pak Presiden Prabowo dalam penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Perancis, khususnya di bidang kehutanan. Ada 12 area kerja sama yang akan dijalankan,” ujarnya.

Menurut Raja Juli, ruang lingkup kerja sama tersebut meliputi:
- Pengelolaan hutan secara berkelanjutan (sustainable forest management)
- Konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati
- Mitigasi perubahan iklim dan bencana
- Pembentukan sister park antara taman nasional di Indonesia dan Perancis
- Penguatan kelembagaan dan pertukaran pengetahuan teknis
“Kolaborasi ini akan sangat bermanfaat untuk mempercepat transformasi tata kelola hutan yang berkelanjutan dan memperkuat ketahanan ekologi kita terhadap krisis iklim,” tambah Raja Juli.
Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia kali ini merupakan bagian dari diplomasi strategis antara dua negara yang memiliki kepentingan bersama dalam isu global seperti perubahan iklim, transisi energi, serta perlindungan biodiversitas. Macron direncanakan melanjutkan lawatannya ke Akademi Militer Magelang dan Candi Borobudur, di mana sejumlah kerja sama budaya dan pendidikan juga akan diumumkan.
Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Perancis merupakan mitra strategis Indonesia dalam banyak isu kawasan dan global. Kerja sama di bidang kehutanan ini tidak hanya mencerminkan kepedulian kedua negara terhadap lingkungan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi hijau dunia.
Langkah ini merupakan bagian dari arah baru diplomasi Indonesia yang makin mengedepankan kerja sama berbasis kepentingan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Dengan keterlibatan negara-negara maju seperti Perancis, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan kapasitas teknis, akses pendanaan iklim, dan penguatan kelembagaan kehutanan yang inklusif. (RH)
