Surakarta – Pada acara Peringatan Hari Batik Nasional di Museum Radya Pustaka, Surakarta, Kombes Pol Tri Suhartanto, Penasehat Museum Gubug Wayang Mojokerto, mengajak semua elemen masyarakat untuk melestarikan budaya batik sebagai sarana memperkuat persatuan bangsa. Ia menyatakan rasa harunya berada di museum tertua di Indonesia, yang segera merayakan ulang tahun ke-134. (02/09/2024)
Tri Suhartanto menekankan bahwa museum adalah tempat di mana kreativitas dan seni bangsa dipelihara untuk dipelajari dan menjadi panduan masa depan. Ia mengapresiasi penyelenggaraan Hari Batik Nasional ke-15 sebagai bentuk penghargaan terhadap karya budaya yang sudah ada sejak lebih dari seribu tahun lalu di Kerajaan Mataram.
Ia menjelaskan bahwa batik bukan hanya tentang fesyen, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya, filosofi, dan martabat bangsa. Penetapan batik sebagai Warisan Kemanusiaan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 merupakan bukti penghargaan akan hal tersebut.
Tri Suhartanto menegaskan pentingnya menjaga kultur dan nilai-nilai tersebut dari ancaman yang dapat merusak persatuan bangsa. Ia mengajak masyarakat untuk membersihkan diri dari hal-hal yang dapat menghancurkan kehidupan berbangsa.
Ia juga mengutip sebuah pepatah yang menekankan bahwa menghargai orang lain berarti menghargai diri sendiri. Dalam konteks menjelang PILKADA 2024, ia menyerukan agar kita bersama-sama menghargai dan memuliakan diri serta sesama, menciptakan kedamaian dan toleransi dalam keberagaman.
“Ayo kita lestarikan martabat dan identitas bangsa melalui batik dan kibarkan perdamaian menyongsong PILKADA 2024,” tutupnya, berharap agar Indonesia tetap menjadi negeri yang damai dan penuh persaudaraan. (KN)
