Kritik Pedas Habib Syakur terhadap Habib Rizieq: Menurunkan Derajat dan Fokus pada Isu yang Tidak Relevan

NASIONAL OPINI PUBLIK

JAKARTAHabib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, pendiri Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), melontarkan kritik tajam terhadap Habib Rizieq Shihab terkait seruannya mengenai Fufufafa. Menurut Habib Syakur, Habib Rizieq tampaknya sedang menurunkan derajatnya sebagai Imam Besar FPI dan figur penting dalam Islam, dengan terjebak dalam narasi yang tampaknya lebih banyak digunakan untuk kepentingan politik daripada membahas isu-isu substantif.

“Saya melihat bahwa dia sekarang seolah menurunkan martabatnya sebagai habaib. Terlihat seperti dia terjebak dalam situasi yang digunakan untuk mempropagandakan Prabowo dan Jokowi,” ujar Habib Syakur saat diwawancarai wartawan pada Selasa (17/9).

Habib Syakur berpendapat bahwa jika Habib Rizieq benar-benar berniat untuk memberantas kemungkaran, seharusnya ia lebih fokus pada isu-isu yang lebih mendesak, seperti pencarian Harun Masiku, yang hingga kini belum ditemukan. Dia menilai, dengan adanya organisasi intelijen di FPI, mereka seharusnya membantu KPK dalam mencari Harun Masiku.

“Kalau memang benar ingin amar ma’ruf nahi munkar, kenapa tidak fokus pada pencarian Harun Masiku? Katanya FPI punya organisasi intelijen, bantu KPK temukan Harun Masiku,” tambahnya.

Selain itu, Habib Syakur juga menyoroti masalah judi online yang masih marak hingga kini. Dia menyarankan Habib Rizieq untuk mengarahkan upayanya dalam memberantas judi online dan prostitusi, serta mengedukasi masyarakat tentang haramnya perjudian online, ketimbang terlibat dalam isu yang dinilai tidak substansial.

“Judi online dan prostitusi masih marak. Kenapa tidak fokus pada hal-hal seperti itu, justru malah terlibat dalam isu yang tampaknya hanya diproduksi oleh kelompok yang kontra dengan Jokowi,” tegasnya.

Habib Syakur juga menegur Habib Rizieq untuk tidak menurunkan derajatnya dengan menjadi bagian dari narasi yang dinilai sebagai upaya menciptakan kekacauan untuk menggangu kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.

“Jika dia merasa menjadi wali, mengapa ikut menyebarkan narasi intelijen hitam? Seharusnya dia bisa lebih bijaksana,” kata Habib Syakur.

Terakhir, Habib Syakur menekankan pentingnya menghindari tuduhan tanpa dasar terhadap individu, seperti dalam kasus Fufufafa. Ia mengingatkan bahwa masyarakat harus mengedepankan prinsip praduga tak bersalah dan tidak langsung menuduh Gibran Rakabuming Raka tanpa bukti yang jelas.

“Kita harus ingat prinsip praduga tak bersalah. Jika ternyata bukan Gibran, apakah orang-orang yang sudah menuding mau menanggung konsekuensinya? Jangan sampai masyarakat dikompori dan jadi korban situasi,” tutup Habib Syakur.

Sebelumnya, dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan oleh Front Persaudaraan Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat, Habib Rizieq menyerukan perlawanan terhadap upaya adu domba dari pihak penguasa terhadap umat Islam, dengan menyebut Fufufafa, sebuah akun Kaskus yang belakangan ini diduga milik Gibran Rakabuming Raka.

“Fufufafa, bapaknya, aminya, adiknya. Itu yang kita ganyang habis-habisan. Betul?” seru Habib Rizieq saat menggebrak meja. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *