Kontroversial! Utusan Trump Usul Ukraina Dibagi Seperti Berlin, Picu Debat Kedaulatan

INTERNASIONAL PEMERINTAHAN

**GLOBAL/ WASHINGTON DC – Keith Kellogg, utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk urusan Ukraina dan Rusia, melontarkan usulan mengejutkan terkait upaya perdamaian antara kedua negara yang tengah berkonflik. Dalam wawancaranya dengan The Times, Kellogg mengusulkan pembagian wilayah Ukraina dengan model serupa pembagian Berlin usai Perang Dunia II.

Mantan penasihat keamanan nasional tersebut menyarankan agar Ukraina Barat dijaga oleh pasukan dari Inggris dan Prancis, sementara Ukraina Timur—yang sebagian telah berada di bawah kendali Rusia—dapat tetap dikuasai oleh militer Rusia. Di antara kedua wilayah tersebut, Kellogg mengusulkan pembentukan zona demiliterisasi yang dijaga oleh pasukan Ukraina.

“Ukraina bisa dijadikan seperti Berlin,” ujar Kellogg, merujuk pada situasi Jerman pasca-perang yang dibagi antara blok Barat dan Timur.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa AS tidak akan mengirimkan pasukannya untuk turut menjaga wilayah tersebut. Gagasan ini menuai kontroversi karena dapat membuka jalan bagi hilangnya sebagian wilayah Ukraina secara permanen, sekaligus menimbulkan perdebatan tentang kedaulatan negara.

Belum ada kejelasan apakah Kellogg secara eksplisit menyarankan Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah ke Rusia. Namun, usulan ini mendapat sorotan tajam, mengingat sensitivitas isu kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.

Pemerintah Rusia sendiri telah menegaskan bahwa mereka menolak keras kehadiran pasukan dari negara-negara NATO, termasuk Inggris dan Prancis, di wilayah Ukraina dalam kondisi apa pun.

Sosok Kellogg sendiri diketahui memiliki rekam jejak kontroversial, termasuk pernah dikeluarkan dari proses pembicaraan damai oleh pihak Rusia karena dianggap terlalu berpihak kepada Ukraina.

Sementara itu, juru bicara Trump, Karoline Leavitt, menyampaikan bahwa sang mantan presiden serius ingin mendorong terciptanya perdamaian antara Ukraina dan Rusia. “Kami memiliki pengaruh untuk mendorong lahirnya kesepakatan damai, dan Presiden Trump berkomitmen untuk mewujudkannya,” ujarnya.

Menjelang pertemuan antara utusan Trump, Steve Witkoff, dan Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburg pada Jumat (11/4), Trump juga sempat mengunggah peringatan di media sosialnya. “Rusia harus segera mengambil langkah. Terlalu banyak nyawa yang hilang, ribuan setiap minggu, dalam perang yang mengerikan ini,” tulisnya.

Pertemuan antara Witkoff dan Putin yang berlangsung lebih dari empat jam tersebut dikabarkan membahas potensi gencatan senjata. Namun, sejumlah pengamat menilai Moskwa belum menunjukkan niat serius untuk menghentikan konflik.

Institute for the Study of War, sebuah lembaga riset strategis yang berbasis di Washington, menyebut bahwa Rusia kemungkinan hanya menggunakan proses ini sebagai taktik untuk menunda negosiasi substansial. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *