Pradanamedia/Jakarta – Pemerintah Jepang dikabarkan tengah mengevaluasi kemungkinan pelonggaran standar keselamatan kendaraan sebagai bagian dari negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. Langkah ini disebut sebagai upaya untuk meredakan ketegangan tarif dan membuka jalan menuju kesepakatan dagang yang lebih seimbang antara kedua negara.
Menurut laporan Nikkei Asia yang dikutip oleh Bloomberg, peninjauan ulang ini muncul setelah Kepala Negosiator Jepang, Ryosei Akazawa, memulai dialog awal terkait tarif dengan sejumlah mitra di Washington pekan lalu. Putaran negosiasi berikutnya kini tengah dipersiapkan.

Selama ini, produsen mobil AS mengeluhkan sejumlah hambatan nontarif yang menyulitkan produk mereka menembus pasar Jepang, salah satunya adalah standar keselamatan kendaraan yang dinilai terlalu ketat dan berbeda dengan sistem pengujian di AS.
Dalam laporan terbaru dari Perwakilan Dagang AS, disebutkan bahwa Jepang belum mengakui sertifikasi keselamatan dari Amerika karena dianggap tidak setara. Perbedaan protokol uji tabrak serta sistem distribusi yang rumit turut disebut sebagai penghalang utama.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, dalam sebuah wawancara televisi menyatakan bahwa ada kemungkinan untuk melonggarkan beberapa kriteria, khususnya dalam hal uji tabrak.
“Kita perlu memahami bahwa kondisi lalu lintas di tiap negara berbeda,” ujar Ishiba. Ia menjelaskan bahwa Jepang selama ini lebih menekankan keselamatan pejalan kaki, sedangkan standar di AS lebih fokus pada perlindungan penumpang dalam kecelakaan keras.
Meski begitu, Ishiba menegaskan bahwa Jepang tetap ingin menjaga keadilan dalam perdagangan internasional. “Kami tidak ingin dianggap menerapkan aturan yang tidak adil,” tegasnya.
Negosiasi ini dipicu oleh kritik tajam dari mantan Presiden AS Donald Trump terkait ketimpangan perdagangan otomotif. Trump menyoroti dominasi produsen Jepang seperti Toyota, yang mampu menjual hingga satu juta unit mobil ke pasar AS, sementara produsen AS seperti General Motors justru kesulitan menjual kendaraan mereka di Jepang.
“Toyota bisa menjual satu juta mobil ke Amerika, sementara General Motors hampir tidak menjual apa-apa di Jepang,” kata Trump. (KN)
