Hangat dan Penuh Simbolisme: Momen Prabowo Kenalkan Putra Tunggalnya Didit ke Presiden Macron di Istana Merdeka

INTERNASIONAL PEMERINTAHAN

**PRADANAMEDIA/ JAKARTA – Dalam suasana hangat kunjungan kenegaraan, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyambut Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5). Salah satu momen menarik dari pertemuan bilateral tersebut adalah ketika Presiden Prabowo memperkenalkan putranya, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit Hediprasetyo, kepada tamu negara dari Prancis.

Momen tersebut berlangsung ketika Presiden Prabowo dan Presiden Macron berjalan menuju ruang kredensial. Sebelum masuk lebih dalam ke area istana, Presiden Prabowo berhenti sejenak di depan pintu utama dan memperkenalkan putranya yang berdiri mendampingi. Didit tampak menyalami Presiden Macron dan Brigitte sambil bertukar kata-kata ringan yang menunjukkan suasana akrab.

“Ini anak saya, Didit,” ujar Presiden Prabowo, yang memperkenalkan putra tunggalnya kepada Presiden Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron.

Didit, yang dikenal sebagai perancang busana internasional dan alumnus Parsons School of Design di Paris, tampak percaya diri dan hangat saat berinteraksi. Ia kemudian menemani Ibu Negara Brigitte Macron setelah pertemuan empat mata berakhir, mengantarnya hingga ke kendaraan kenegaraan—menciptakan suasana yang mengesankan sekaligus simbolis tentang kedekatan budaya dan hubungan pribadi antara kedua negara.

Simbol Sejarah dan Diplomasi Budaya

Setelah sesi perkenalan dan penyambutan, Presiden Prabowo membawa tamunya ke ruang kredensial untuk menjalani serangkaian agenda resmi: mulai dari penandatanganan buku tamu, sesi foto bersama, hingga pertemuan empat mata.

Menariknya, sebelum diskusi bilateral dimulai, Presiden Macron dan Brigitte tampak tertarik dengan dua lukisan yang terpajang di ruang kerja Presiden Prabowo: potret Presiden Soekarno dan lukisan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai. Presiden Prabowo kemudian memanfaatkan momen tersebut untuk menjelaskan makna historis dari dua tokoh tersebut—Soekarno sebagai Proklamator dan Presiden pertama RI, serta heroisme Ngurah Rai dalam Perang Puputan Margarana melawan Belanda.

“Ini bukan sekadar lukisan, tapi simbol keberanian dan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia,” jelas Prabowo kepada Macron dan Brigitte.

Diplomasi Personal dalam Bingkai Kenegaraan

Kunjungan ini bukan hanya mencerminkan hubungan bilateral Indonesia–Prancis, tetapi juga memperlihatkan sisi personal dan kultural dari seorang kepala negara. Dengan memperkenalkan Didit—seorang profesional muda yang pernah lama menetap di Paris—Presiden Prabowo tampak ingin memperkuat ikatan emosional dengan tamunya dari Prancis.

Diketahui, Didit merupakan cucu Presiden ke-2 RI Soeharto dan selama ini dikenal aktif di dunia fashion internasional. Jejak kariernya di Paris menjadikan pertemuannya dengan Presiden Macron dan Brigitte bukan sekadar formalitas, tetapi juga sebagai jembatan budaya yang merepresentasikan generasi muda Indonesia yang berkiprah di panggung global. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *