Guncang Kepercayaan Publik, Kepala Wihara di Thailand Diduga Gelapkan Dana Umat Rp 148 Miliar

HUKAM INTERNASIONAL

**PRADANAMEDIA/ BANGKOK – Kepercayaan umat Buddha di Thailand terguncang setelah Kepolisian Thailand menangkap seorang kepala wihara ternama, Phra Thammachiranuwat, Kamis (15/5). Ia diduga menggelapkan dana sumbangan umat dari Kuil Wat Rai Khing, salah satu kuil paling terkenal di barat Bangkok, dengan total nilai mencapai lebih dari 300 juta baht, setara Rp 148 miliar.

Menurut pernyataan dari Biro Investigasi Pusat (CIB) Sabtu (17/5), sang biksu diduga kuat mentransfer dana sumbangan dari kuil ke rekening pribadinya. Penangkapan ini menjadi bagian dari upaya otoritas untuk menjaga kemurnian institusi agama.

“Penangkapan ini dilakukan demi memurnikan agama kami,” ujar Jaroonkiat Pankaew, Wakil Komisaris CIB, dalam konferensi pers yang dikutip dari AFP.

Lebih lanjut, hasil penelusuran pihak berwenang mengungkap bahwa sebagian dari dana tersebut diduga digunakan untuk mendanai jaringan perjudian daring ilegal, termasuk permainan kartu bakarat yang dilarang di Thailand.

Selain Phra Thammachiranuwat, polisi juga telah menangkap satu tersangka lain yang diduga terkait, dan kini tengah mendalami kemungkinan adanya pelaku tambahan yang terlibat dalam praktik penggelapan ini.

Kuil Wat Rai Khing sendiri bukan tempat sembarangan. Didirikan pada tahun 1851, kuil ini menyimpan replika jejak kaki Buddha dan dikenal sebagai salah satu pusat ziarah penting bagi umat Buddha di Thailand.

Namun, kasus ini langsung menyulut kemarahan publik di media sosial. Seorang warganet menyindir, “Lain kali saya akan menyumbang ke rumah sakit atau sekolah. Setidaknya uangnya digunakan untuk tujuan baik.”

Di sisi lain, ada pula suara-suara yang menyerukan agar masyarakat tidak terburu-buru menghakimi institusi keagamaan secara keseluruhan. “Tidak semua biksu itu jahat. Jangan menggeneralisasi,” tulis pengguna lainnya.

Kasus ini menyoroti rentannya sistem pengelolaan dana di institusi keagamaan, terutama mengingat kuil-kuil di Thailand sangat bergantung pada sumbangan dari umat dalam berbagai upacara pembuatan pahala—praktik umum dalam keyakinan Buddha yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan reinkarnasi yang lebih baik.

Hingga saat ini, Phra Thammachiranuwat dilaporkan telah meninggalkan kuil, sementara proses penyelidikan masih terus berlangsung. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *