**GLOBAL/ BRUSSELS – Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyambut positif keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menghentikan rencana kenaikan tarif impor. Menurutnya, langkah ini memberikan angin segar bagi stabilitas ekonomi global, yang sebelumnya terguncang akibat kebijakan tarif agresif dari pemerintahan Trump.
Dalam pernyataan resminya pada Kamis (10/4), Ursula mengatakan bahwa kepastian dan transparansi dalam kebijakan perdagangan sangat penting untuk menjaga kelancaran rantai pasok internasional. “Kondisi yang jelas dan dapat diprediksi sangat penting agar perdagangan dan rantai pasokan dapat berfungsi dengan baik,” ujar Ursula, dikutip dari AFP.

Eropa Dorong Dialog dan Perdagangan Terbuka
Meskipun menyambut baik jeda tarif selama 90 hari yang diumumkan sehari sebelumnya (Rabu, 9/4), Uni Eropa tetap mendorong negosiasi yang konstruktif. Komitmen untuk mencari jalan tengah terus dijaga, terutama dalam sektor-sektor strategis seperti otomotif dan barang industri lainnya.
Perlu dicatat, kebijakan tarif universal yang diterapkan oleh Trump sebelumnya telah membebani Uni Eropa dengan tarif sebesar 20 persen untuk sejumlah produk, yang mendorong Brussels menyiapkan respons balasan. Namun, Komisi Eropa menyatakan tetap berusaha menghindari eskalasi konflik dagang lebih lanjut.
Tarif Tak Berlaku untuk Semua Negara
Keputusan Trump untuk menghentikan sebagian besar tarif impor berlaku bagi puluhan negara, termasuk Jepang. Namun, China tetap terkena tarif dasar sebesar 10 persen, memperlihatkan arah kebijakan Trump yang tetap tegas terhadap Beijing.
Selain itu, tarif untuk baja dan aluminium asal Eropa masih diberlakukan oleh AS, dan terus menjadi titik panas dalam hubungan dagang kedua pihak. Uni Eropa pun telah merespons dengan mengenakan tarif balasan, meski eskalasi diupayakan seminimal mungkin.
Eropa Perluas Arah dan Mitra Perdagangan
Langkah-langkah agresif dari Washington memicu Uni Eropa untuk membangun kemitraan baru dan memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara mitra strategis lainnya, termasuk India.
“Eropa kini fokus pada diversifikasi hubungan dagangnya, menjangkau negara-negara yang menyumbang hingga 87 persen dari perdagangan global,” jelas Ursula. Ia juga menegaskan kembali komitmen Uni Eropa untuk memperkuat pasar tunggal dan mengurangi berbagai hambatan perdagangan internal yang masih tersisa. (RH)
