Pradanamedia/Palangka Raya, 24 April 2025 — Gelombang protes terhadap dugaan praktik politik uang dalam Pilkada Barito Utara 2024 semakin menguat. Sejumlah organisasi paguyuban mahasiswa Kalimantan Tengah dijadwalkan akan menggelar aksi unjuk rasa pada Jumat, 25 April 2025, yang akan berlangsung di KPK RI dan Mabes Polri, Jakarta, mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai.
Informasi ini dihimpun dari sumber internal mahasiswa yang menyebut bahwa aksi tersebut merupakan bentuk keprihatinan kolektif atas praktik politik transaksional yang dinilai mencederai demokrasi dan merusak integritas penyelenggaraan Pilkada.
Lima Tuntutan Utama dalam Aksi Mahasiswa:
- Periksa Dugaan Pembagian Uang dalam Tiga Tahap
Massa mendesak KPK dan Mabes Polri untuk menyelidiki dugaan pembagian uang politik yang terjadi dalam tiga fase. Sebelum putusan Mahkamah Konstitusi (MK), disebut-sebut ada uang panjar Rp1 juta kepada pemilih di TPS 01 dan 02. Setelah putusan MK, kembali dilakukan pembagian masing-masing Rp5 juta dan Rp10 juta di dua TPS yang melaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU). - Kritik Terhadap Penanganan OTT
Mahasiswa menyoroti ketidaksesuaian antara jumlah yang ditangkap dan yang diproses dalam Operasi Tangkap Tangan. Dari sembilan orang yang diamankan, hanya tiga yang ditetapkan sebagai tersangka. - Desak Pemeriksaan Nama-Nama dalam Persidangan
Para pengunjuk rasa menuntut aparat hukum memanggil dan memeriksa nama-nama yang muncul dalam persidangan, khususnya Hj. Merry Rukaini, Ketua DPRD Barito Utara dan kerabat dekat calon Bupati dari Paslon 02, Akhmad Gunaidi Nadalsyah. - Usut Aliran Dana Paslon 02 “AGI SAJA”
Mahasiswa meminta KPK mengusut tuntas sumber dan aliran dana kampanye pasangan calon nomor urut 2, yang dikenal dengan slogan “AGI SAJA.” - Tuntutan Penetapan Tersangka terhadap Tiga Mantan Pejabat
Aksi ini juga menuntut agar tiga mantan Kepala Dinas, yakni Hajranur, Masdulhaq, dan Adi Muliadi, ditetapkan sebagai terdakwa karena diduga memiliki peran aktif dalam praktik politik uang.
Aksi ini digagas sebagai bentuk kontrol sosial dari generasi muda terhadap proses demokrasi lokal. Mahasiswa berharap, dengan turun ke jalan, suara rakyat muda Kalimantan Tengah dapat menggugah kesadaran aparat penegak hukum untuk bertindak adil dan transparan. (KN)
