**PRADANAMEDIA/ SEOUL – Sepasang sepatu kets berwarna merah dan biru yang dikenakan calon presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, mendadak menjadi tren nasional. Sepatu yang awalnya kurang diminati itu kini ludes terjual di berbagai toko resmi, bahkan menjadi barang langka dengan harga jual kembali yang meroket.
Momen viral ini bermula saat Lee, kandidat dari Partai Demokrat Korea, memulai kampanye resminya pada 12 Mei 2025 menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung pada 3 Juni mendatang. Dalam penampilannya, Lee memilih mengenakan sepatu Reebok model GY1522, sepatu kulit klasik berwarna merah dan biru.

Pilihan sepatu ini bukan sekadar gaya. Warna merah dan biru di sepatu tersebut mengandung simbolisme politik yang kuat. Dalam konteks Korea Selatan, merah sering dikaitkan dengan partai konservatif, sementara biru identik dengan kaum liberal. Kedua warna ini juga merupakan unsur yin-yang pada bendera nasional Korea Selatan, menandakan keseimbangan dan harmoni.
Dalam pidatonya di kota Daegu, Lee menegaskan bahwa pemilih seharusnya tidak lagi terbelah oleh perbedaan ideologi.
“Kita tidak perlu membedakan antara kiri dan kanan, merah dan biru. Apakah kita punya kemewahan untuk bersikap bias seperti itu?” ujar Lee.
“Tidak ada lagi waktu untuk berdebat soal ideologi. Yang ada hanya satu: masalah rakyat Korea,” tegasnya.
Sepatu kets yang dikenakan Lee ternyata memiliki detail personal yang kuat. Di bagian kiri, terdapat sulaman bertuliskan “Lee Jae-myung, Now More Than Ever”, sedangkan sisi kanan bertuliskan “Mulai sekarang, Republik Korea yang sebenarnya.” Slogan ini mencerminkan pesan kampanyenya yang ingin membawa perubahan dan menyatukan rakyat.
Menariknya, sepatu ini awalnya dirilis pada 2022 dengan harga ritel 89.000 won (sekitar Rp 1 juta). Namun, karena kurang diminati, sempat didiskon hingga 60 persen. Kini, popularitas sepatu tersebut melonjak drastis. Di situs-situs jual beli seperti Gmarket dan Auction, sepatu ini dijual hingga 339.300 won (sekitar Rp 4 juta). Di platform Naver, bahkan ada yang menawarkan sepatu ini seharga 145.500 won (Rp 1,7 juta) untuk ukuran tertentu.
Stok sepatu ini dilaporkan telah habis di seluruh toko di Korea Selatan. Reebok Korea menyatakan belum dapat memastikan kapan pengisian ulang stok akan dilakukan karena pengiriman harus menunggu dari pabrik luar negeri, seperti di Vietnam.
Fenomena ini tidak hanya menunjukkan kekuatan simbolik dalam kampanye politik, tetapi juga bagaimana elemen fesyen bisa menjadi alat komunikasi massa yang kuat—menggabungkan citra personal dengan pesan persatuan politik di tengah iklim pemilu yang memanas. (RH)
