“Malaikat Tanpa Sayap dari NTT: Kisah Ipda Yunus, Polisi yang Merawat 119 Anak Terlantar”

NASIONAL OPINI PUBLIK SOSIAL BUDAYA

Pradanamedia/Kupang – Di balik seragam dinasnya, Ipda Yunus Labba, Kapolsek Amarasi Timur di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyimpan kisah luar biasa tentang pengabdian dan cinta tanpa syarat. Sejak tahun 2007, ia telah merawat anak-anak terlantar dengan sepenuh hati, dimulai dari tujuh anak dan kini telah menyentuh kehidupan lebih dari 100 anak.

Ketulusannya dalam membantu sesama membuat Ipda Yunus diusulkan sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025, sebuah penghargaan bergengsi bagi polisi teladan. Salah satu tokoh agama di Kupang, Pendeta Johny Kilapong, mengenal Yunus sebagai sosok polisi yang tak hanya menjalankan tugas, tapi juga melampaui batas pengabdian.

“Dia benar-benar ikhlas membantu. Bahkan sampai menggadaikan SK pengangkatannya sebagai polisi demi anak-anak itu. Orang ini ‘gila’ dalam hal kebaikan,” ungkap Johny kepada detikcom.

Perjalanan Panjang Mendirikan Panti Asuhan

Kisah mengharukan itu bermula tahun 2007, saat Yunus mulai mengasuh tujuh anak terlantar. Jumlahnya terus bertambah hingga 22 anak pada 2014. Tekanan ekonomi membuatnya harus mencari pekerjaan tambahan di luar jam dinas sebagai polisi.

Tahun 2015, setelah berdiskusi dengan rekan-rekannya, ia memutuskan untuk mendirikan yayasan sosial. Langkah ini membuahkan hasil pada 2017, saat sebuah panti asuhan resmi berdiri dan menampung 35 anak.

Bencana alam dan pandemi yang melanda membuat jumlah anak asuhnya melonjak. Hingga Desember 2022, tercatat 119 anak berada dalam asuhannya. Sekitar 30 di antaranya bahkan dibantu menempuh pendidikan tinggi. Enam di antaranya sudah lulus kuliah dan kini bekerja atau mengajar.

Berkorban Hingga Rp 2 Miliar Demi Anak Asuh

Demi memenuhi kebutuhan anak-anak, Yunus tak hanya mengandalkan gaji polisi. Ia bekerja di tiga tempat sekaligus dan mengambil pinjaman bank hingga mendekati Rp 2 miliar. Meski begitu, ia tetap disiplin menjalankan tugas dinas kepolisian.

“Saya kerja sistem kontrol, kadang lewat HP, kadang ke lokasi saat libur. Semua saya lakukan agar anak-anak tetap bisa makan dan sekolah,” katanya.

Pada 2024, Yunus kembali mengajukan pinjaman Rp 500 juta dengan tenor hingga 2039, yang sepenuhnya digunakan untuk pembangunan panti dan fasilitas anak-anak.

Penghargaan dan Apresiasi

Pengabdian luar biasa Ipda Yunus tak luput dari perhatian institusi kepolisian. Tahun 2020, ia menerima pin emas dari Kapolri Jenderal Idham Azis, serta penghargaan dari mantan Kapolda NTT, Setyo Budiyanto, yang juga memberikan bantuan untuk pembangunan asrama panti. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *