**PRADANAMEDIA/ PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) kembali menghidupkan wacana lama terkait pembangunan jalur rel kereta api yang sempat redup. Proyek ambisius ini telah dirancang sejak era Gubernur Teras Narang (2005–2015), dan kini mulai dibahas kembali oleh Gubernur Agustiar Sabran bersama jajaran terkait.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kalteng, Yulindra Dedy, menjelaskan bahwa rencana pembangunan jalur kereta api telah diintegrasikan dalam trase Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Tengah.
Namun, Dedy menegaskan bahwa proyek ini bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah jalur yang direncanakan melewati kawasan hutan serta berbagai persoalan administratif terkait status lahan.

“Perlu proses dan waktu karena rencana ini memang sudah ada sejak zaman Pak Teras dulu. Hambatannya lebih ke status kawasan dan persoalan teknis lainnya,” jelas Dedy, Kamis (17/4).
Pemerintah provinsi, lanjut Dedy, saat ini sedang membuka kembali komunikasi dengan pihak-pihak yang sebelumnya sempat menjalin kerja sama untuk menggarap proyek ini. Ia menyebut bahwa Gubernur Agustiar telah mengambil langkah proaktif dengan menjajaki peluang investasi dan kerja sama lebih lanjut.
“Kalau ada peluang terbuka dan mitra yang dulu bekerja sama masih menunjukkan komitmen, kita siap duduk bersama kembali untuk membahasnya lebih jauh,” tambahnya.
Rute utama yang menjadi fokus mencakup Puruk Cahu (Kabupaten Murung Raya), Desa Bangkuang (Barito Selatan), hingga Pelabuhan Batanjung (Kapuas). Jalur ini dinilai strategis untuk mendukung distribusi logistik dan potensi konektivitas ekonomi antarwilayah.
Adapun untuk rencana penghubung Kalteng dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), Dedy menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kewenangan dari Kementerian Perhubungan.
Jika proyek ini berjalan sesuai harapan, kereta api akan difungsikan untuk pengangkutan barang, terutama hasil bumi dan industri. Meski demikian, tak menutup kemungkinan kereta penumpang juga akan dioperasikan di masa depan, tergantung pada kebutuhan dan perkembangan.
“Kita fleksibel, kemungkinan pengangkutan penumpang tetap terbuka. Sejauh ini, kami sudah tiga kali menyurati pemrakarsa awal proyek untuk menanyakan kembali komitmen mereka,” ungkap Dedy.
Meski belum bisa memberikan tenggat waktu pasti, Pemprov Kalteng tetap optimis proyek ini bisa terealisasi secara bertahap.
“Kita berproses saja. Saya belum bisa menargetkan, tapi yang penting komitmen dan upaya terus berjalan,” pungkasnya.
Dengan kembali dibukanya wacana ini, masyarakat berharap proyek kereta api Kalteng bisa menjadi solusi transportasi yang efisien, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat konektivitas daerah—terutama menjelang peran strategis Kalteng sebagai penyangga IKN. (RH)
