BBM Langka di Murung Raya, Harga Pertamax Eceran Tembus Rp25 Ribu: Warga Resah, Pemerintah Diminta Bertindak Cepat

EKONOMI LOKAL
Bagikan Berita

Pradanamedia/Palangka Raya — Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dalam beberapa hari terakhir membuat masyarakat Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, kian gelisah. Pasokan yang tersendat dan harga eceran yang melonjak drastis dianggap semakin menghimpit perekonomian warga, terutama pelaku usaha kecil yang sangat bergantung pada BBM untuk aktivitas harian.

Keresahan itu mencuat saat warga menyampaikan keluhan kepada awak media pada Selasa (25/11/2025). Mereka mempertanyakan penyebab kelangkaan yang belum juga teratasi serta meroketnya harga eceran yang dinilai tidak wajar.

Di lapangan, harga Pertamax eceran bahkan menyentuh Rp25 ribu per liter. Kondisi ini memaksa sebagian warga membatasi aktivitas, sementara yang lain memilih tidak berpergian karena biaya bahan bakar yang tak lagi terjangkau.

Selain persoalan distribusi, warga juga mencurigai adanya kemungkinan keterlambatan suplai dari pusat maupun hambatan dalam proses penyaluran ke daerah. Keterlambatan ini dinilai menjadi pemicu utama kosongnya stok di sejumlah SPBU dan penjual eceran.

“Kami tidak tahu apa penyebabnya, tapi yang jelas BBM sulit didapat. Kalau memang ada masalah distribusi, pemerintah harus segera perbaiki supaya tidak makin parah,” ujar salah satu warga.

Dampak kelangkaan mulai terasa luas. Para pedagang mengeluhkan biaya transportasi yang meningkat, sopir angkutan terpaksa menaikkan tarif, dan aktivitas ekonomi masyarakat di desa-desa mulai terhambat. Jika kondisi ini berlanjut, warga khawatir lonjakan harga kebutuhan pokok akan ikut terjadi karena biaya logistik yang naik.

Masyarakat pun mendesak pemerintah pusat, provinsi, dan Kabupaten Murung Raya segera mengambil langkah cepat dan konkret. Mereka berharap adanya normalisasi distribusi BBM serta pengawasan ketat di lapangan agar harga tidak semakin liar.

“Kami hanya ingin masalah ini cepat selesai. Jangan sampai kelangkaan ini berkepanjangan dan semakin menyulitkan masyarakat kecil,” tegas seorang warga.

Warga Murung Raya kini berharap situasi lekas kembali normal, sehingga roda ekonomi lokal bisa bergerak tanpa tekanan akibat kelangkaan BBM yang berkepanjangan. (AK)


Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *