Pradanamedia/Palangka Raya — Progres pembangunan Koperasi Merah Putih di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) masih menghadapi berbagai hambatan, terutama dalam hal pendataan dan penyediaan lahan. Dari total 1.400 lokasi yang ditargetkan, hingga kini baru sekitar 400 titik yang berhasil terdata.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalteng, Herson B. Aden, menjelaskan bahwa keterlambatan pengumpulan data kepemilikan lahan menjadi tantangan terbesar menjelang batas waktu penyelesaian yang telah ditetapkan pemerintah.
“Masalah utamanya ada di lahan. Dari 1.400 titik, baru sekitar 400 yang sudah terdata. Targetnya, seluruh data harus rampung akhir November ini agar pembangunan fisik bisa dimulai Januari 2026,” ujar Herson, Selasa (11/11).
Pemerintah provinsi pun telah meminta seluruh kabupaten dan kota untuk mempercepat penyelesaian urusan lahan di wilayah masing-masing. Namun, di lapangan masih banyak daerah yang terkendala terbatasnya anggaran, terutama untuk pengadaan lahan baru.
“Daerah diminta menyiapkan lahan. Yang sudah ada tidak masalah, tapi yang belum harus diadakan, sementara dana transfer dari pusat (TKD) juga berkurang. Ini yang membuat proses agak tersendat,” jelasnya.
Selain kendala administratif dan pendanaan, kondisi geografis Kalteng juga menambah kompleksitas proyek. Banyak calon lokasi Koperasi Merah Putih berada di wilayah bergambut, yang memerlukan biaya tambahan untuk stabilisasi tanah sebelum dibangun.
“Membangun di tanah bergambut tidak mudah. Proses stabilisasi bisa memakan biaya hingga 40 persen dari total pembangunan. Jadi, lahannya harus benar-benar siap dan layak,” kata Herson.
Program Koperasi Merah Putih sendiri dirancang sebagai pusat ekonomi desa yang terintegrasi, menyediakan berbagai layanan mulai dari usaha, kesehatan, hingga kebutuhan pokok masyarakat. Kehadirannya diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi lokal dengan konsep serupa “minimarket nasional di tingkat desa.”
Meski dihadapkan pada berbagai kendala, Herson menegaskan bahwa proyek ini harus terus berjalan karena manfaatnya akan langsung dirasakan masyarakat desa.
“Koperasi ini akan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan masyarakat desa. Harapannya, perekonomian desa tumbuh, daya beli meningkat, dan desa-desa di Kalteng bisa lebih mandiri,” ujarnya.
Ia juga mengajak pemerintah desa untuk aktif mendukung proses pengadaan lahan agar target penyelesaian dapat tercapai sesuai jadwal.
“Kami berharap, dengan adanya Koperasi Merah Putih, masyarakat desa terutama kelompok Desil 1 hingga 5 bisa terangkat kesejahteraannya. Ini langkah nyata agar arah pembangunan ekonomi daerah semakin maju,” pungkasnya. (AK)

