UMKM Olahan Makanan di Kalteng Dibekali Standar Produksi Aman, Siap Tembus Pasar Modern

EKONOMI LOKAL

**PRADANAMEDIA/ PALANGKA RAYA – Di tengah maraknya makanan cepat saji dan tren kuliner daring yang kian menjamur, sebanyak 30 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah mengikuti pelatihan intensif tentang pentingnya keamanan pangan olahan.

Pelatihan bertajuk Bimbingan Teknis (Bimtek) Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPP-OB) ini diselenggarakan di Rumah BUMN Palangka Raya dan secara khusus menyasar pelaku usaha makanan beku (frozen food) serta produk berisiko tinggi lainnya, yang seringkali luput dari pengawasan meskipun sangat diminati masyarakat.

“Masih banyak pelaku UMKM yang belum memahami bahwa produk pangan berisiko tinggi memerlukan perlakuan khusus. Kesalahan dalam proses produksi bisa berdampak serius bagi konsumen,” jelas perwakilan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari, mulai 14 hingga 16 Mei 2025, dan diikuti oleh 20 peserta secara langsung serta 10 peserta daring dari berbagai kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.

Dalam sesi pelatihan, peserta dibekali pengetahuan teknis seputar standar keamanan pangan yang sering kali dianggap remeh, seperti pengaturan suhu penyimpanan, sanitasi peralatan, serta pencatatan harian proses produksi.

“Saya selama ini hanya mengandalkan pengalaman pribadi. Baru tahu ternyata ada aturan teknis yang sangat detail,” ujar Yuni, seorang pelaku usaha frozen food asal Palangka Raya.

Diskusi berlangsung interaktif, dengan peserta aktif menyampaikan tantangan yang mereka hadapi, mulai dari keterbatasan alat produksi hingga ketidakjelasan soal pemenuhan standar label pangan.

BBPOM menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk mendorong UMKM naik kelas. Dengan pemahaman yang baik terhadap standar produksi pangan yang aman, produk UMKM diharapkan bisa menembus pasar yang lebih luas, termasuk masuk ke jaringan ritel modern.

“Bimtek ini bukan akhir, melainkan awal dari perubahan pola pikir para pelaku usaha terhadap pentingnya keamanan pangan sebagai fondasi utama kualitas produk,” pungkas narasumber BBPOM saat menutup sesi pelatihan hari pertama.

Pelatihan ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal, agar tidak hanya bertahan di tengah gempuran produk instan dan globalisasi kuliner, tetapi juga mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *