Trump Serukan Kerja Sama Zelensky dan Putin untuk Akhiri Perang Ukraina

HUKAM INTERNASIONAL

GLOBAL/PRANADAMEDIA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Jumat (21/2) menyatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin harus bekerja sama untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun. Pernyataan ini menandai perubahan sikap Trump, yang sebelumnya mengkritik Zelensky sebagai “diktator” setelah pemimpin Ukraina tersebut mengeluhkan kurangnya keterlibatan AS dalam pembicaraan dengan Rusia.

“Presiden Putin dan Presiden Zelensky harus bersatu. Karena Anda tahu apa? Kami ingin menghentikan pembunuhan jutaan orang,” ujar Trump di Ruang Oval, Gedung Putih.

Trump juga mengusulkan agar Ukraina memberikan akses istimewa bagi perusahaan-perusahaan AS ke sumber daya mineralnya sebagai kompensasi atas bantuan miliaran dolar yang telah diberikan Washington. Namun, Zelensky menolak perjanjian tersebut, menegaskan bahwa ia menginginkan “hasil yang adil” dalam negosiasi. Kesepakatan mineral ini menjadi titik ketegangan baru dalam hubungan antara Washington dan Kyiv.

Dalam pernyataannya, Trump menggambarkan Ukraina sebagai pihak yang lemah dalam negosiasi, sementara ia mengklaim telah melakukan pembicaraan yang baik dengan Putin. Ia juga menolak untuk secara langsung menyalahkan Rusia atas invasi yang dimulai pada Februari 2022, dengan menyatakan bahwa Putin tidak berada di bawah tekanan untuk menyetujui kesepakatan damai.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang akan bertemu Trump di Gedung Putih pekan depan, dikritik oleh Trump karena dianggap tidak berbuat cukup untuk mengakhiri perang. Macron menegaskan bahwa “Anda tidak boleh bersikap lemah terhadap Presiden Putin”.

Di medan perang, kedua belah pihak terus memperkuat posisi mereka di tengah desakan Trump untuk gencatan senjata. Dalam diplomasi, Amerika Serikat mengusulkan resolusi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak mencantumkan wilayah Kyiv yang diduduki oleh Rusia, yang disambut positif oleh duta besar Moskwa untuk PBB, Vassily Nebenzia, sebagai langkah yang baik.

Meskipun seruan Trump untuk kerja sama antara Zelensky dan Putin menimbulkan kontroversi, konflik yang masih berlangsung terus mempengaruhi hubungan internasional dan strategi diplomasi global. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *