Trump Dapat Hadiah Jet Mewah dari Qatar, Tapi Malah Mengeluh: “Terlalu Besar!”

EKONOMI INTERNASIONAL

**PRADANAMEDIA/ WASHINGTON DC — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku terkejut dengan ukuran jet mewah Boeing 747-8 yang dihadiahkan oleh pemerintah Qatar. Meski memuji kemewahan pesawat tersebut, Trump menilai ukurannya terlalu besar, bahkan untuk digunakan sebagai pesawat kepresidenan atau pesawat pribadi.

“Terus terang, ini terlalu besar,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (28/5), menanggapi pertanyaan media soal jet jumbo yang kini berada di AS. Ia menjelaskan bahwa jet itu merupakan hadiah untuk negara, bukan kepemilikan pribadi. “Mereka bilang, ‘Oh, ini pesawatnya Trump.’ Ya, tentu saja. Tapi ini terlalu besar, sungguh terlalu besar,” lanjutnya.

Jet tersebut adalah Boeing 747-8, versi paling panjang dari keluarga jumbo jet Boeing. Ukurannya jauh melampaui Boeing 747-200B yang selama ini digunakan sebagai Air Force One, pesawat resmi Presiden AS. Meski merasa ukurannya tidak praktis, Trump tetap menyebut pesawat tersebut sebagai “indah, besar, megah, dan—yang paling penting—gratis untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.”

Hadiah Mewah, Kritik Pedas

Hadiah ini memicu sorotan tajam dari kalangan politik, baik dari Partai Demokrat maupun Republik. Sejumlah anggota parlemen mempertanyakan etika dan legalitas penerimaan pesawat mewah dari negara asing.

Senator Chris Murphy dari Partai Demokrat menyebut hadiah itu sebagai “definisi dari korupsi” dan menilai tindakan tersebut “sangat ilegal”. Senator Cory Booker turut mengecam pemberian ini, apalagi mengingat konteks waktu pemberian yang terjadi tak lama setelah kunjungan Trump ke Qatar, yang lebih banyak membahas isu perdagangan dan investasi.

Meski belum memberikan kepastian apakah pesawat tersebut akan digunakan secara resmi sebagai Air Force One, Trump mengatakan bahwa jet tersebut kini sedang menjalani proses modifikasi untuk memenuhi standar militer. Ia juga mengeluhkan lambatnya proses penggantian armada Air Force One oleh Boeing, yang menurutnya terlalu mahal dan berlarut-larut. Ia bahkan menyebut bahwa modifikasi pesawat dari Qatar itu akan menghemat biaya dibanding membangun pesawat baru dari nol.

Sebagai perbandingan, pesawat pribadi milik Trump sebelumnya adalah Boeing 757, yang jauh lebih kecil dibanding 747-8. Jet tersebut dijuluki “Trump Force One” dan selama ini menjadi ikon kehadiran Trump dalam kampanye politiknya.

Penerimaan hadiah dari negara asing oleh pejabat tinggi negara kerap menimbulkan pertanyaan serius terkait konflik kepentingan, transparansi, dan integritas pemerintahan. Dalam sistem demokrasi yang sehat, pengawasan terhadap potensi pengaruh asing adalah bagian penting dari akuntabilitas pejabat publik. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *