PRADANAMEDIA / KUALA LUMPUR – Setelah menanti selama lebih dari satu dekade, Timor Leste akhirnya resmi bergabung sebagai anggota penuh ke-11 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) , Baru-baru ini.
Keputusan bersejarah itu disahkan dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, ditandai dengan pengibaran bendera Timor Leste di panggung utama dan tepuk tangan meriah para pemimpin kawasan.
Langkah ini menjadi pencapaian simbolis bagi Presiden Jose Ramos-Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmão, dua tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste. “Hari ini, kami resmi menjadi bagian dari keluarga besar Asia Tenggara,” ujar Ramos-Horta dalam pidato singkatnya, dikutip dari Reuters.

Perjalanan Panjang Menuju ASEAN
Timor Leste memproklamasikan kemerdekaannya pada 20 Mei 2002, dan sejak awal menempatkan keanggotaan ASEAN sebagai prioritas diplomatik. Permohonan resmi untuk bergabung diajukan pada 4 Maret 2011, dengan harapan bisa diterima pada 2015 sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Strategis Nasional 2011.
Namun, prosesnya berjalan lambat karena negara-negara anggota ASEAN membutuhkan waktu untuk mencapai konsensus. Lebih dari satu dekade, status Timor Leste menggantung di antara harapan dan kehati-hatian diplomatik.
Empat Syarat Jadi Anggota ASEAN
Berdasarkan Piagam ASEAN, negara yang ingin bergabung harus memenuhi empat syarat utama:
- Berada di kawasan Asia Tenggara.
- Diakui sebagai negara berdaulat oleh anggota lain.
- Menyetujui dan mematuhi seluruh ketentuan Piagam ASEAN.
- Memiliki kemampuan serta kemauan menjalankan kewajiban keanggotaan.
Timor Leste telah berupaya memenuhi semua kriteria tersebut. Sejak 2015, Dili telah membuka kedutaan besar di seluruh negara anggota ASEAN dan mendirikan Sekretariat Nasional Urusan ASEAN. Negara itu juga aktif dalam berbagai forum kawasan, termasuk menjadi tuan rumah ASEAN People’s Forum (APF) tahun 2016.
Kendala dan Keberatan Negara Anggota
Meski menunjukkan keseriusan, Timor Leste sempat menghadapi penolakan.
Hasil studi kelayakan ASEAN pada 2016 menyimpulkan bahwa negara tersebut masih memiliki keterbatasan dalam sumber daya manusia dan kapasitas ekonomi. Beberapa negara, seperti Singapura dan Laos, menilai Timor Leste belum siap secara ekonomi dan berpotensi menjadi beban keuangan bagi ASEAN.
Sebagai perbandingan, Produk Domestik Bruto (PDB) Timor Leste hanya sekitar 1,44 miliar dolar AS, jauh di bawah negara-negara besar kawasan seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Dukungan Regional yang Semakin Menguat
Perlahan, dukungan terhadap Timor Leste mulai tumbuh. Filipina menjadi negara pertama yang menyatakan dukungan pada 2015, disusul Indonesia, Thailand, Kamboja, dan Malaysia.
Negara-negara anggota lain kemudian melunak setelah melihat komitmen Dili terhadap stabilitas politik domestik dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Meski sempat menuai kritik karena memilih abstain dalam pemungutan suara ASEAN terkait sikap terhadap junta militer Myanmar pada 2021, Timor Leste akhirnya mampu memulihkan kepercayaan dan menunjukkan kapasitas diplomatik yang matang.
Simbol Kemenangan Diplomasi dan Integrasi Kawasan
Keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN bukan sekadar simbol politik, tetapi juga kemenangan diplomasi negara kecil yang konsisten memperjuangkan pengakuan dan kemitraan regional.
Bagi ASEAN sendiri, bergabungnya Timor Leste menandai babak baru dalam integrasi Asia Tenggara yang lebih inklusif dan berorientasi pada solidaritas kawasan.
Bagi rakyat Timor Leste, momentum ini menjadi tonggak sejarah penting untuk memperkuat identitas nasional, memperluas kerja sama ekonomi, dan meningkatkan posisi negara di panggung internasional.
“Ini bukan akhir perjalanan kami, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar,” ujar Perdana Menteri Xanana Gusmão.
Makna Strategis bagi Kawasan
Keikutsertaan Timor Leste diharapkan membuka peluang investasi baru, memperkuat konektivitas regional, serta memperluas kerja sama ekonomi lintas batas. Di sisi lain, ASEAN juga memperoleh manfaat strategis melalui perluasan representasi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan bergabungnya Timor Leste, ASEAN kini beranggotakan 11 negara, mempertegas posisinya sebagai blok regional yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan global. (RH)

