**PRADANAMEDIA/ PALANGKA RAYA – Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kalimantan Tengah (Kalteng) dipastikan akan digelar pada pertengahan Mei 2025, dengan agenda utama memilih Ketua DPD Partai Golkar Kalteng yang baru. Tiga nama mencuat sebagai kandidat kuat, yaitu H. Edy Pratowo (Wakil Gubernur Kalteng), Fairid Naparin (Wali Kota Palangka Raya dua periode), dan Eddy Raya Samsuri (Bupati Barito Selatan sekaligus Ketua DPD Golkar Barsel).
Sekretaris DPD Partai Golkar Kalteng, Suhartono Firdaus, menyampaikan bahwa Musda dijadwalkan berlangsung setelah 10 Mei. Namun hingga saat ini, belum ada informasi resmi terbaru terkait jadwal final maupun teknis pelaksanaan kegiatan tersebut.
“DPD Golkar Kalteng masih terus melakukan koordinasi intensif dengan DPP Partai Golkar untuk memfinalisasi waktu dan mekanisme Musda,” ujar Suhartono.

Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai kesiapannya mengikuti Musda, Eddy Raya Samsuri memberikan jawaban singkat, “Belum,” saat dihubungi pada 30 April lalu.
Pengamat politik dari Universitas Palangka Raya, Ricky Zulfauzan, menilai Musda kali ini sangat strategis karena berfungsi sebagai panggung awal dalam menyongsong Pemilu 2029. Terlebih, DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Ketua Umum Bahlil Lahadalia telah memberikan sinyal kuat mendukung Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam Pilpres mendatang.
“Di mana ada pergantian, pasti ada persaingan. Ini bukan hanya soal struktur internal, tapi juga arah politik partai ke depan,” ujar Ricky.
Senada, pengamat politik dari IAIN Palangka Raya, Hakim Syah, menegaskan bahwa Musda merupakan momen penting untuk memastikan regenerasi berjalan dengan baik dan soliditas partai tetap terjaga.
“Jika partai membuka ruang untuk wajah baru, bukan tidak mungkin ketiganya akan bersaing ketat. Rekam jejak, pengalaman, dan tingkat penerimaan internal akan menjadi faktor penentu, di samping pertimbangan senioritas yang masih kuat dalam budaya kaderisasi Partai Golkar,” jelas Hakim.
Dengan atmosfer politik yang mulai hangat menuju 2029, Musda Golkar Kalteng kali ini diyakini tidak sekadar menentukan kepemimpinan daerah, tetapi juga menjadi bagian dari konsolidasi nasional partai berlambang pohon beringin tersebut. (RH)
