**PRADANAMEDIA/ PALANGKA RAYA – Di tengah malam yang sejuk dan hening, semangat membara justru menyala dari sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kritis (Germis) Palangka Raya. Sabtu (13/4) malam, mereka menggelar aksi damai dengan mendirikan tenda di depan Gedung DPRD Kalimantan Tengah, tepatnya di kawasan Tugu Soekarno.
Aksi tersebut bukan sekadar bentuk protes, tetapi simbol dari kepedulian dan konsistensi mahasiswa dalam mengawal isu-isu sosial-politik yang dianggap kian genting di Indonesia.
“Indonesia Tidak Baik-baik Saja”
Koordinator aksi, Rifael Sianturi, menegaskan bahwa aksi berkemah ini adalah bentuk perlawanan terhadap memburuknya situasi politik nasional, sekaligus upaya menghapus stigma negatif terhadap gerakan mahasiswa.

“Situasi sekarang menunjukkan Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Kami ingin menghancurkan stigma yang menganggap mahasiswa turun ke jalan karena bayaran,” tegasnya kepada wartawan di lokasi aksi.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan, Germis menyoroti sejumlah isu krusial. Mereka menuntut pencabutan UU TNI yang telah disahkan, menolak RUU Polri dan RUU KUHAP, serta mendesak agar RUU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat segera disahkan demi kepentingan rakyat.
Tenda, Buku, dan Perlawanan Damai
Suasana malam itu tak hanya diisi dengan orasi, tetapi juga dengan aksi simbolik seperti membangun tenda sederhana dan membuka lapak baca buku. Aksi ini direncanakan berlangsung selama dua hari, sebagai bentuk keteguhan dan kontinuitas gerakan mahasiswa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa keresahan kami bukan hanya keresahan mahasiswa, tapi juga representasi keresahan rakyat,” tambah Rifael.
Pengamanan Satpol PP: Mendampingi, Bukan Menekan
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Palangka Raya turut hadir untuk memastikan aksi berjalan damai. Kepala Regu Satpol PP, David Fernandos, menyampaikan bahwa pihaknya memahami maksud aksi tersebut dan siap mengawal aspirasi mahasiswa.
“Kalau ini memang bentuk aspirasi masyarakat, bisa saja nanti dibahas bersama anggota dewan. Kami siap mendampingi dan menjembatani,” ujar David.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa di tengah tantangan demokrasi, suara mahasiswa tetap lantang, membumi, dan berdiri untuk rakyat. Di bawah tenda kecil dan cahaya lampu jalan, semangat perubahan terus dikumandangkan. (RH)
