“Sahabat Polisi Indonesia: Pentingnya Narasi Bijak dan Berbasis Data dalam Media Sosial”

NASIONAL PENDIDIKAN

Jakarta – Direktur Muda Sahabat Polisi Indonesia, Rifqi Adyatma, mengkritisi narasi yang disuarakan oleh TikToker dengan akun Netha Viany, yang dinilai cenderung menyudutkan institusi kepolisian. Rifqi menekankan pentingnya menyampaikan informasi secara bijak, terutama di platform media sosial yang memiliki jangkauan luas.

Menurut Rifqi, konten yang diunggah TikToker tersebut membahas tindakan sejumlah oknum kepolisian yang dianggap merusak citra institusi. Namun, ia mengingatkan bahwa perlu mempertimbangkan data sebelum menyimpulkan secara generalisasi. Berdasarkan laporan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tahun 2023, tercatat ada 1.180 laporan dugaan pelanggaran oleh anggota Polri, mayoritas terkait pelanggaran etik seperti pemerasan dan penyalahgunaan wewenang.

“Dari jumlah tersebut, 94% kasus telah ditindaklanjuti melalui proses internal, termasuk pemberian sanksi tegas hingga pemecatan terhadap oknum yang terbukti bersalah,” ungkap Rifqi melalui pesan WhatsApp, Kamis (23/1/2025).

Komitmen Polri terhadap Reformasi Internal

Rifqi menjelaskan bahwa pada tahun 2023, lebih dari 20 anggota Polri telah dipecat karena terlibat dalam pelanggaran berat, seperti kekerasan, suap, dan penyalahgunaan wewenang. Langkah ini, menurutnya, menunjukkan komitmen Polri untuk menegakkan disiplin dan memperbaiki citra institusi.

“Penegakan disiplin ini merupakan bagian dari reformasi internal Polri. Kami, sebagai Sahabat Polisi Indonesia, terus mengawal sekaligus mengapresiasi berbagai upaya perbaikan yang dilakukan Polri,” tambahnya.

Peringatan untuk Kreator Konten

Terkait unggahan TikToker tersebut, Rifqi mengingatkan agar para kreator konten lebih bijak dalam menyampaikan informasi. Menurutnya, narasi provokatif tanpa dasar data yang jelas dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

“Kreator seharusnya lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi, terlebih jika narasi tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan di video. Jangan sampai muncul provokasi atau penyampaian yang tidak berdasarkan fakta,” tegas Rifqi.

Sebelumnya, TikToker Netha Viany sempat menuai kontroversi setelah mengunggah video yang berisi kritik terhadap Polri secara general tanpa memberikan data pendukung. Rifqi menilai tindakan tersebut tidak hanya menyudutkan institusi, tetapi juga dapat memperkeruh situasi di tengah upaya Polri untuk terus melakukan reformasi. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *