GLOBAL/ WASHINGTON DC – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencapai kesepakatan untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina dalam panggilan telepon pada Selasa (18/3). Namun, Rusia tetap menolak gencatan senjata menyeluruh kecuali negara-negara Barat menghentikan seluruh bantuan militer kepada Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik usulan gencatan senjata terbatas ini, tetapi menilai Rusia masih memiliki agenda tersembunyi untuk melemahkan negaranya.

Negosiasi Tanpa Terobosan Besar
Percakapan antara kedua pemimpin dunia yang dinanti-nantikan ini berlangsung selama lebih dari 90 menit. Meskipun dianggap sebagai langkah maju dalam diplomasi, pembicaraan tersebut tidak menghasilkan terobosan besar. Trump, yang kembali ke Gedung Putih sejak Januari, menyatakan optimismenya terhadap kemungkinan mencapai gencatan senjata penuh serta resolusi damai bagi konflik yang telah berlangsung sejak 2022.
Meski demikian, sirene serangan udara kembali meraung di Kyiv hanya beberapa jam setelah panggilan tersebut berlangsung, dan ledakan terdengar di beberapa titik di ibu kota Ukraina. Hal ini semakin memperkuat kekhawatiran bahwa perang masih jauh dari kata usai.
Tawaran Gencatan Senjata Terbatas dari Kremlin
Pihak Kremlin menegaskan bahwa Putin telah menginstruksikan militernya untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi Ukraina selama 30 hari. Namun, Rusia tetap berpegang pada tuntutan lamanya yang sulit diterima oleh Ukraina dan sekutunya di Barat.
Beberapa syarat utama yang diajukan Moskwa mencakup:
- Penghentian total dukungan militer dan intelijen dari Barat kepada Ukraina.
- Larangan bagi Kyiv untuk melakukan mobilisasi atau mempersenjatai kembali pasukannya selama masa gencatan senjata.
Pertukaran Tahanan dan Diplomasi Olahraga
Salah satu hasil konkret dari pembicaraan ini adalah kesepakatan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina. Kedua negara dijadwalkan menukar 175 tahanan masing-masing pada Rabu (19/3/2025).
Selain itu, sebagai bagian dari upaya diplomasi olahraga, direncanakan pula penyelenggaraan pertandingan hoki es antara tim dari Amerika Serikat dan Rusia. Langkah ini dimaksudkan untuk meredakan ketegangan di tengah konflik yang masih berlanjut.
Zelensky: Rusia Belum Siap Mengakhiri Perang
Di Kyiv, Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa meskipun Ukraina mendukung gencatan senjata terhadap infrastruktur energi, negaranya masih menunggu kejelasan lebih lanjut dari Washington mengenai langkah berikutnya.
“Mereka tidak benar-benar siap untuk mengakhiri perang ini, dan kita semua bisa melihatnya,” kata Zelensky dalam sebuah konferensi pers.
Selain itu, ia menegaskan bahwa pasukan Ukraina akan terus melanjutkan operasi di wilayah Kursk, Rusia, selama dibutuhkan. Pernyataan ini muncul setelah Rusia melaporkan kemajuan signifikan di area tersebut dalam beberapa hari terakhir, wilayah yang sebelumnya sempat direbut oleh Ukraina tahun lalu.
Dengan situasi yang masih penuh ketidakpastian, apakah gencatan senjata ini akan menjadi awal bagi perdamaian atau hanya jeda sementara sebelum konflik kembali memanas. (RH)
