**PRADANAMEDIA/ NUSANTARA – Sebuah langkah penting dalam konservasi satwa dilindungi tengah berlangsung di jantung Ibu Kota Nusantara (IKN). Pulau Kelawasan, yang terletak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, secara resmi dikembangkan menjadi Suaka Orangutan, sebuah habitat khusus bagi orangutan jantan dewasa yang tidak dapat kembali ke alam liar.
Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Otorita IKN, Kementerian Kehutanan, dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, dan menandai peningkatan status wilayah Teluk Balikpapan menjadi kawasan lindung.
Pulau Kelawasan memiliki luas sekitar 14 hektare dan dirancang untuk menampung orangutan jantan berpipi lebar—individu dominan yang sudah berusia dan tidak memungkinkan lagi untuk dilepasliarkan karena berbagai faktor, seperti ketidakmampuan bertahan hidup di alam bebas.

Fasilitas Ramah Satwa dengan Pendekatan Alami
Berbagai fasilitas di pulau ini dibangun dengan prinsip mendekati kondisi alami habitat orangutan, seperti:
- Shelter sebagai tempat berlindung
- Feeding platform, area pemberian makan harian dengan kolam air minum khusus orangutan
- Feeding plus, zona khusus untuk pengamatan dan pemeriksaan kesehatan satwa
Tujuan utamanya adalah memberikan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung perilaku alami orangutan di tengah tantangan habitat alaminya yang terus menyusut akibat aktivitas manusia.
Dukungan Pemerintah dan Swasta
Dalam acara Syukuran Pembangunan Suaka Orangutan Kelawasan yang digelar pada Rabu (09/04), Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif ini.
“Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Yayasan Arsari Djojohadikusumo atas kegiatan pelestarian lingkungan ini. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata bagi satwa dan alam kita,” ujar Basuki.
Sementara itu, Hashim Djojohadikusumo, Ketua Yayasan Arsari yang juga adik dari Presiden Prabowo Subianto, menyampaikan bahwa gagasan membangun suaka ini muncul dari keprihatinan terhadap kondisi orangutan tua yang tidak mampu lagi bertahan hidup di alam bebas.
“Banyak orangutan dewasa yang tidak bisa dilepasliarkan karena sulit mencari makan. Jadi kami buatkan lingkungan terbuka yang tetap alami dan aman, dan Pulau Kelawasan adalah pilihan terbaik,” ujarnya.
Pulau Suaka Orangutan Kelawasan menjadi bukti bahwa pembangunan IKN tidak semata soal infrastruktur, tetapi juga komitmen terhadap keberlanjutan dan pelestarian ekosistem. Di tengah pembangunan ibu kota baru, kehidupan satwa langka pun mendapat tempat untuk tetap bertahan. (RH)
