PRADANAMEDIA / JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkapkan tantangan berat yang ia hadapi selama memimpin lembaga legislatif dengan delapan fraksi di dalamnya. Menurutnya, menjaga keseimbangan dan dinamika politik di parlemen bukan perkara mudah, sebab setiap fraksi memiliki kepentingan dan pandangan yang berbeda.
Hal itu disampaikan Puan saat berbincang dengan peserta Parlemen Remaja di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/11). Ia menegaskan bahwa dalam politik, seseorang tidak bisa bertindak semaunya sendiri, melainkan harus mampu memahami dan menimbang beragam kepentingan yang ada.
“Namanya politik itu tidak bisa mau-maunya sendiri. Dalam berpolitik, kita harus bisa melihat semua kepentingan, dan ujungnya harus disamakan untuk kepentingan bangsa dan negara,” ujar Puan di hadapan para peserta.

Puan menekankan pentingnya musyawarah dan kompromi dalam menyelesaikan perbedaan di DPR. Meski dinamika di internal parlemen sering naik turun, ia menilai hal itu tidak boleh tampak sebagai pertentangan di mata publik.
“Secara internal kami juga punya dinamika yang harus diselesaikan, tapi jangan sampai terlihat keras di depan publik,” ucapnya. “Politik itu dinamis, tidak bisa dihitung satu tambah satu. Kadang-kadang, kita harus mencari titik tengahnya.”
Dalam kesempatan tersebut, Puan juga mengajak generasi muda untuk tidak bersikap apatis terhadap politik. Ia menilai, pembangunan bangsa tidak bisa dilepaskan dari peran lembaga politik dan para politisi yang bekerja di dalamnya.
“Belajarlah dengan sungguh-sungguh, dan nanti kalau sudah waktunya, ayo ikut berpolitik. Mau di partai mana pun silakan, yang penting jangan anti politik. Karena membangun bangsa dan negara itu perlu orang-orang yang mau terjun ke dunia politik,” pesannya.
Melalui pernyataannya, Puan ingin menegaskan bahwa politik bukan semata soal perbedaan kepentingan, tetapi tentang mencari keseimbangan dan solusi bersama demi kepentingan bangsa.
Pidato Puan di hadapan peserta Parlemen Remaja menjadi pesan reflektif di tengah menurunnya minat generasi muda terhadap politik. Ia berharap kehadiran anak muda di lembaga-lembaga politik nantinya dapat membawa semangat baru dan memperkuat fondasi demokrasi Indonesia. (RH)

