JAKARTA – Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto berencana menanam pohon aren seluas 2 juta hektare sebagai langkah strategis menuju swasembada energi. Rencana ambisius ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1).
Program ini telah dikaji oleh Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, yang menyatakan bahwa setiap hektare pohon aren mampu menghasilkan hingga 24 ribu liter bioetanol. Jika 1,1 juta hektare saja ditanam, Indonesia berpotensi memproduksi 26 juta kiloliter bioetanol, yang setara dengan nilai impor bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 300 triliun.
Investasi Jangka Panjang untuk Ketahanan Energi
Raja Juli menegaskan bahwa program ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 112 triliun, namun hasilnya akan memberikan dampak besar bagi ketahanan energi nasional. “Karena ini energi berkelanjutan, 12 tahun nanti aren tua, tapi anaknya sudah kembali lahir,” ujarnya, menjelaskan siklus regenerasi tanaman aren.
Hasil panen pohon aren diperkirakan dapat diperoleh dalam enam hingga tujuh tahun, tergantung jenis bibit yang digunakan. “Bibit dalam bisa dipanen dalam enam tahun dengan usia produktif 12 tahun, sedangkan bibit genjah dapat dipanen dalam empat tahun dengan usia produktif sembilan hingga sepuluh tahun,” jelasnya.

Selain untuk bioetanol, air nira dari pohon aren juga dapat diolah menjadi gula, sehingga memiliki manfaat ekonomi tambahan bagi masyarakat.
Lokasi dan Dukungan BUMN
Saat ini, pemerintah telah mengidentifikasi sekitar 1,1 juta hektare lahan yang belum dimanfaatkan, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa daerah yang dinilai potensial untuk program ini antara lain Sulawesi Utara, Garut (Jawa Barat), dan Sumatera Utara.
Agar program ini berjalan sukses, pemerintah telah berdiskusi dengan ahli konservasi asal Belanda, Willie Smith, yang menekankan pentingnya pemilihan bibit berkualitas. “Jika salah memilih bibit, maka dalam tujuh tahun kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun,” tegas Raja Juli.
Kementerian Kehutanan juga tengah berkoordinasi dengan PT Pertamina dan PT PLN untuk memastikan distribusi dan pemanfaatan hasil panen bioetanol. “Kemenhut hanya menyediakan lahan dan penyuluh, sementara offtaker akan dilakukan oleh perusahaan BUMN,” pungkasnya.
Dengan rencana besar ini, Indonesia berpeluang mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM sekaligus mengembangkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. (RH)
