“Prabowo Larang Kirim Karangan Bunga Ultah: Lebih Baik Bantu Rakyat yang Membutuhkan”

NASIONAL PEMERINTAHAN

PRADANAMEDIA / JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto berpesan kepada para pejabat agar tidak mengirimkan karangan bunga atau hadiah ulang tahun dalam rangka peringatan hari lahirnya yang ke-74, Jumat (17/10).

Pesan tersebut disampaikan melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, yang mengatakan bahwa Presiden ingin agar setiap bentuk perhatian dialihkan menjadi tindakan nyata membantu masyarakat yang membutuhkan.

“Beliau berpesan, kalau ada yang belum terlanjur (mengirim karangan bunga), sebaiknya tidak perlu dikirim. Kalau ada rezeki, beliau menyarankan agar digunakan membantu saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan,” ujar Prasetyo di Kantor Pos Indonesia, Cikini, Jakarta.

Tanpa Perayaan, Prabowo Pilih Sederhana

Prasetyo memastikan, Presiden Prabowo tidak menggelar acara perayaan ulang tahun. Ia menegaskan, kepala negara memilih merayakan hari jadinya dengan kesederhanaan, sembari memusatkan perhatian pada tugas pemerintahan dan kondisi rakyat.

“Tidak ada perayaan khusus. Bapak Presiden justru meminta kami menyampaikan terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan ucapan dan doa,” tutur Prasetyo.

Menurutnya, pesan Presiden juga mengandung makna simbolik: agar para pejabat negara meneladani gaya hidup sederhana dan tetap berorientasi pada kepentingan publik, bukan seremonial atau simbol kemewahan.

Pesan untuk Pejabat: Hormati dan Layani Rakyat

Prabowo, yang tahun ini memasuki usia ke-74, disebut berulang kali menekankan pentingnya mengedepankan pelayanan kepada rakyat sebagai bentuk penghormatan tertinggi bagi bangsa.

“Bapak Presiden menyampaikan agar rasa hormat dan penghormatan yang setinggi-tingginya diberikan kepada rakyat, bukan kepada dirinya secara pribadi,” kata Prasetyo menambahkan.

Pesan sederhana namun kuat itu, menurut sejumlah pejabat yang hadir, menjadi pengingat bagi birokrasi pemerintahan agar tetap fokus bekerja dan tidak terjebak dalam budaya seremonial yang kerap mewarnai kalangan elit politik. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *