Prabowo Batalkan Kunjungan ke China, Pilih Fokus Atasi Dinamika di Dalam Negeri

NASIONAL PEMERINTAHAN

PRADANAMEDIA / JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi membatalkan rencana kunjungan kenegaraan ke China yang dijadwalkan berlangsung pada awal September 2025. Keputusan ini diambil menyusul gelombang kerusuhan yang meluas di sejumlah kota besar di Indonesia.

Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menjelaskan bahwa Prabowo seharusnya menghadiri Parade Hari Kemenangan di Beijing pada 3 September mendatang, usai menerima undangan langsung dari Presiden China, Xi Jinping.

Parade tersebut merupakan peringatan 80 tahun kemenangan China dalam Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang sekaligus Perang Anti-Fasis Dunia. Beijing berencana memamerkan sejumlah alutsista mutakhir, mulai dari tank generasi terbaru, jet tempur modern, sistem nirawak cerdas, hingga rudal hipersonik anti-kapal yang akan ditampilkan pertama kalinya di hadapan publik.

Presiden Prioritaskan Kondisi Dalam Negeri

Prasetyo menegaskan, keputusan Presiden Prabowo bukan semata urusan diplomasi, melainkan pertimbangan atas situasi nasional yang memanas.

“Bapak Presiden ingin memantau kondisi secara langsung, memimpin, serta mencari solusi terbaik atas kerusuhan yang terjadi. Karena itu, Presiden Prabowo Subianto dengan rendah hati menyampaikan permohonan maaf kepada Pemerintah China karena tidak dapat memenuhi undangan tersebut,” ujar Prasetyo dalam keterangan resmi, Sabtu (30/8).

Pertimbangan Agenda PBB

Selain undangan dari China, Prabowo juga telah menerima agenda internasional lainnya, termasuk Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York pada 23 September mendatang. Di forum itu, Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin dunia.

“Undangan dari PBB juga menjadi salah satu pertimbangan Presiden dalam mengambil keputusan, apakah akan menghadiri acara di China atau tidak,” tambah Prasetyo.

Kerusuhan Meluas Usai Insiden Tewasnya Driver Ojol

Pembatalan kunjungan ke Beijing tak lepas dari eskalasi situasi dalam negeri. Sejak Jumat (29/8/2025), protes merebak di berbagai daerah usai insiden tewasnya Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek daring yang dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi unjuk rasa pada Kamis (28/8/2025).

Aksi yang semula berlangsung damai berubah ricuh pada malam hari. Sejumlah fasilitas umum rusak, bahkan gedung DPRD di Makassar, Sulawesi Selatan, serta Mataram, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan terbakar.

“Presiden menilai kehadirannya di dalam negeri lebih dibutuhkan saat ini, agar langkah-langkah pemerintah dalam meredam situasi dapat berjalan dengan tepat,” tegas Prasetyo.

Diplomasi Ditunda, Stabilitas Jadi Prioritas

Meski harus menunda agenda internasional, sikap Presiden Prabowo menegaskan bahwa stabilitas nasional dan keamanan rakyat tetap menjadi prioritas utama pemerintah. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *