Pererat Diplomasi Global, Prabowo Siap Sambut Presiden Macron di Jakarta Akhir Mei Ini

NASIONAL PEMERINTAHAN

**PRADANAMEDIA/ JAKARTA — Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, dijadwalkan akan menerima kunjungan kenegaraan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron pada akhir Mei 2025. Kunjungan ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai 27 hingga 29 Mei, dan bertujuan untuk memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara.

Dalam keterangan resmi yang dirilis Sekretariat Presiden pada Selasa (13/5), disebutkan bahwa kunjungan ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Prancis di berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pertahanan, energi, hingga perubahan iklim.

“Pertemuan ini diharapkan akan menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis di berbagai sektor,” tulis siaran pers tersebut.

Persiapan menyambut kunjungan ini telah dibahas secara intensif dalam pertemuan antara Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, dan Sekretaris Kabinet Indonesia, Teddy Indra Wijaya, yang berlangsung hari ini di Gedung Sekretariat Kabinet, Jakarta Pusat. Pertemuan tersebut difokuskan pada koordinasi teknis dan substansi program kunjungan Macron.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo dan Emmanuel Macron terakhir kali melakukan pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada November 2024 lalu. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis sendiri telah terjalin selama lebih dari 70 tahun, dan terus mengalami penguatan di tengah dinamika geopolitik global.

Pemerintah Indonesia menyambut hangat kunjungan Macron dan menaruh harapan tinggi bahwa kunjungan ini akan menghasilkan capaian konkret yang memperdalam kerja sama antarnegara.

Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan hak veto, Prancis merupakan mitra penting Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global dan isu kawasan, termasuk stabilitas Indo-Pasifik, transformasi digital, serta ketahanan energi dan pangan.

Kunjungan ini tak hanya bersifat simbolis, tetapi juga mencerminkan komitmen kedua negara dalam membangun dunia multipolar yang lebih adil dan berimbang, serta memperluas kerja sama konkret di tengah krisis global yang terus berkembang. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *