Perang India-Pakistan Memanas, Jalur Udara Global Terganggu: Maskapai Internasional Hindari Langit Pakistan

HUKAM INTERNASIONAL

**PRADANAMEDIA/ ISLAMABAD – Ketegangan militer antara India dan Pakistan kembali memuncak, memaksa sejumlah maskapai penerbangan global untuk menghindari wilayah udara Pakistan. Konflik terbaru ini menambah daftar krisis geopolitik dunia yang turut memengaruhi stabilitas jalur penerbangan internasional.

Pertempuran sengit terjadi di sepanjang Garis Kontrol (Line of Control/LoC) yang memisahkan wilayah Kashmir, setelah kedua negara saling meluncurkan serangan artileri pada Rabu (7/5). Setidaknya delapan warga sipil Pakistan dan tiga warga India dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.

Eskalasi ini dipicu oleh serangan brutal di kawasan wisata Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India, pada Kamis (22/4), yang menewaskan 26 warga sipil, sebagian besar merupakan wisatawan domestik. Pemerintah India menuding Pakistan berada di balik serangan tersebut. Namun, Islamabad membantah keterlibatannya dan justru melakukan uji coba rudal sebagai bentuk unjuk kekuatan di tengah memanasnya situasi.

Maskapai Dunia Ubah Rute

Merespons meningkatnya risiko keamanan, sejumlah maskapai penerbangan besar seperti Air France dan Lufthansa mengonfirmasi penghentian sementara penggunaan wilayah udara Pakistan. Langkah ini berdampak langsung pada penerbangan ke dan dari Asia Selatan serta Eropa, menyebabkan waktu tempuh yang lebih lama dan peningkatan konsumsi bahan bakar.

Air France, misalnya, telah mengalihkan rute penerbangannya menuju New Delhi, Bangkok, dan Ho Chi Minh. Sementara Lufthansa menyatakan bahwa penerbangan dari Frankfurt ke New Delhi kini harus melalui jalur alternatif yang lebih panjang.

Maskapai Asia seperti Thai Airways, Korean Air, dan EVA Air dari Taiwan juga telah menyesuaikan jalur penerbangan mereka. Thai Airways mengalihkan penerbangan ke Eropa dan Asia Selatan, sedangkan Korean Air memilih rute selatan melewati Myanmar dan Bangladesh untuk penerbangan dari Incheon ke Dubai.

Kerugian Ekonomi dan Seruan Perdamaian

Pengalihan rute ini tak hanya menambah beban operasional maskapai, tetapi juga berpotensi mengurangi pendapatan Pakistan dari biaya izin lintas udara (overflight fee), yang selama ini menjadi sumber pemasukan penting bagi negara tersebut.

Di tengah memuncaknya konflik bersenjata antara dua negara bersenjata nuklir ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar India dan Pakistan menahan diri dan tidak menempuh solusi militer.

“Solusi militer bukanlah jalan keluar,” tegas Guterres, mengingatkan bahaya besar dari eskalasi yang tak terkendali.

Kondisi ini menambah ketidakpastian di jalur udara global, setelah sebelumnya maskapai dunia juga terpaksa menghindari wilayah udara di sekitar konflik Rusia-Ukraina dan kawasan Timur Tengah.

Krisis di Asia Selatan sekali lagi menunjukkan betapa rapuhnya stabilitas global saat konflik bersenjata pecah di wilayah strategis. Ketergantungan pada wilayah udara yang aman menjadi semakin krusial, dan upaya diplomasi harus didorong sekuat mungkin sebelum konflik berdarah meluas. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *