PRADANAMEDIA / BERLIN – Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, angka pengangguran di Jerman kembali menembus ambang tiga juta jiwa. Data Badan Federal Urusan Ketenagakerjaan (BA) mencatat pada Agustus 2025 jumlah pengangguran bertambah 46.000 orang, sehingga total mencapai 3.025.000 jiwa. Tingkat pengangguran pun naik tipis menjadi 6,4 persen.
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, mengakui peningkatan ini bukan hal yang mengejutkan. Namun, ia menegaskan bahwa kondisi tersebut menambah urgensi bagi pemerintah koalisi untuk membuktikan efektivitas paket investasi besar yang tengah dicanangkan guna memulihkan ekonomi. “Ini akan menjadi fokus utama pemerintah federal,” ujarnya saat menghadiri pertemuan menteri Prancis-Jerman di Toulon, Prancis selatan, Jumat (29/8).

Data dan Tren Pasar Kerja
Meski terjadi kenaikan bulanan, data yang disesuaikan secara musiman menunjukkan penurunan 9.000 pengangguran dibandingkan Juli—lebih baik dari perkiraan sebelumnya yang memperkirakan peningkatan hingga 10.000 jiwa. Namun, jika dibandingkan Agustus 2024, jumlah pengangguran tetap lebih tinggi 153.000 jiwa.
Sementara itu, permintaan tenaga kerja melemah. Lowongan pekerjaan yang tercatat pada Agustus hanya 631.000, turun 68.000 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala BA, Andrea Nahles, menjelaskan bahwa lonjakan ini dipengaruhi faktor musiman karena banyak perusahaan menunda perekrutan saat musim panas. Ia optimistis pasar tenaga kerja bisa sedikit pulih pada musim gugur September mendatang, tetapi memperingatkan angka pengangguran bisa kembali menembus tiga juta di musim dingin. “Pasar tenaga kerja masih tertekan akibat lemahnya pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya.
Stagnasi Ekonomi Membebani
Perekonomian Jerman memang tengah berada dalam periode sulit. Setelah mengalami dua tahun resesi berturut-turut, Produk Domestik Bruto (PDB) kembali menyusut 0,3 persen pada musim semi tahun ini. Industri, khususnya manufaktur, masih kesulitan akibat biaya energi yang tinggi dan tekanan ekspor dari tarif impor Amerika Serikat.
Menteri Ketenagakerjaan, Barbel Bas, menambahkan bahwa ketidakpastian global serta dampak perang Rusia-Ukraina juga memperberat kondisi ekonomi domestik. “Tantangan ekonomi yang terus berulang meninggalkan jejak dalam pasar tenaga kerja dan membutuhkan langkah segera,” tegasnya.
Suara Pengusaha: Desak Reformasi
Ketua Asosiasi Pengusaha Jerman, Rainer Dulger, menyebut angka pengangguran tiga juta sebagai “sebuah aib” yang menunjukkan lambannya respons politik. Ia mendesak agar pemerintah segera melaksanakan reformasi besar pada musim gugur ini. Menurutnya, resesi berkepanjangan hampir tiga tahun telah benar-benar memukul dunia usaha.
Sejumlah perusahaan, terutama di sektor mesin, bahkan memperingatkan risiko serius terhadap bisnis mereka di pasar Amerika. Tak sedikit yang mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai langkah bertahan. (RH)
