**PRADANAMEDIA/ JAKARTA – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka kembali mencuri perhatian publik lewat dua video monolog yang ia unggah di kanal YouTube pribadinya, GibranTV. Dalam video pertamanya, ia menyoroti isu strategis nasional: bonus demografi dan tantangan global yang menyertainya. Sedangkan pada video kedua, ia menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan Timnas U-17 Indonesia yang berhasil melaju ke Piala Dunia.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, mengomentari kemunculan Gibran dengan nada positif. Ia menyebutkan bahwa posisi Gibran sebagai wakil presiden memang tak mudah—selalu berada dalam dilema antara tampil terlalu dominan atau justru tenggelam dalam bayang-bayang presiden.
“Wakil presiden itu posisinya serba salah. Kalau terlalu maju dianggap melangkahi, kalau terlalu pasif dibilang tak berperan. Tapi untungnya, Pak Prabowo orangnya santai dan tidak baper, sehingga Gibran bisa mengambil peran sesuai porsinya,” ujar Sarmuji, Rabu (23/4).
Sarmuji menilai, inisiatif Gibran menyuarakan isu-isu strategis seperti bonus demografi adalah hal yang sangat positif. Menurutnya, Gibran sedang berupaya memantik kesadaran publik atas peluang sekaligus ancaman dari struktur demografi Indonesia yang mayoritas akan memasuki usia produktif pada 2030–2045.
“Kalau tidak dikelola dengan baik, bonus demografi bisa berubah menjadi beban atau bahkan bencana demografi,” tambah Sarmuji.
Meski begitu, munculnya Gibran di ranah publik melalui video monolog ini juga menuai spekulasi. Beberapa pihak menafsirkan langkah tersebut sebagai upaya awal untuk mempersiapkan diri menghadapi Pilpres 2029. Gibran yang selama enam bulan terakhir cenderung jarang tampil di depan publik, kini tampak lebih aktif menunjukkan sisi kepemimpinannya.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menganggap langkah Gibran sebagai strategi agar tetap eksis dalam percaturan politik nasional. “Gibran ingin menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin masa depan yang patut diperhitungkan, terlebih menjelang 2029,” ujarnya.
Dalam video perdananya yang diunggah pada Sabtu (19/4), Gibran menyampaikan bahwa Indonesia tengah berada di persimpangan penting dalam sejarahnya. Ia menyinggung isu perang dagang, ketegangan geopolitik, hingga perubahan iklim, sebagai tantangan yang harus dijawab oleh generasi muda. Ia juga menyelipkan apresiasi terhadap karya anak bangsa melalui film “Jumbo”.
“Tantangan ini memang besar, tapi peluang kita jauh lebih besar,” kata Gibran dalam video tersebut.
Tiga hari kemudian, Gibran mengunggah video kedua yang bernuansa lebih ringan namun tetap sarat simbol politik: menyuarakan kebanggaan atas lolosnya Timnas U-17 ke Piala Dunia.
Langkah ini memunculkan kesan bahwa Gibran mulai membangun narasi kebangsaan dan kepemimpinan dengan pendekatan yang lebih populis dan langsung ke masyarakat.
Dengan dua video tersebut, Gibran tidak hanya menyampaikan pesan, tapi juga mengukuhkan posisinya di panggung politik nasional—sebuah panggung yang ia masuki bukan hanya sebagai anak Presiden Joko Widodo, tapi sebagai tokoh politik dengan agenda dan gayanya sendiri. (RH)
