Menteri Agama Kirim Tim Khusus Tangani Perusakan Rumah Doa GKSI di Padang, Tegaskan Komitmen Toleransi

NASIONAL PEMERINTAHAN SOSIAL BUDAYA

**PRADANAMEDIA / JAKARTA — Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan akan mengirim tim khusus ke Padang, Sumatera Barat, guna menangani kasus perusakan rumah doa milik Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) yang juga digunakan sebagai tempat pendidikan agama Kristen. Insiden tersebut terjadi di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, pada Minggu (27/7).

Menag menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam merespons persoalan yang menyangkut kebebasan beragama dan kerukunan umat. Ia juga telah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Barat untuk memastikan penanganan di lapangan berjalan cepat dan tepat.

“Kami sudah berkomunikasi dengan Kanwil, dan dalam waktu dekat akan mengirim tim untuk mengumpulkan informasi serta mencari solusi terbaik. Saya mendengar kondisi sudah mulai terkendali berkat peran aparat dan tokoh masyarakat,” ujar Nasaruddin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/7).

Menteri Agama juga menyampaikan penyesalannya atas insiden tersebut. Menurutnya, perusakan rumah ibadah mencoreng citra Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman.

“Saya pribadi sangat menyesalkan kejadian ini. Harapan saya, tidak ada lagi kasus-kasus seperti ini ke depannya,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, Kemenag menyiapkan dua pendekatan penanganan: jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, pengiriman tim dimaksudkan agar memperoleh data faktual sekaligus menjembatani proses dialog dan penyelesaian damai. Sedangkan dalam jangka panjang, Kemenag akan mengembangkan kurikulum cinta sebagai bagian dari pendidikan multikultural.

“Kurikulum cinta ini kami rancang untuk membangun budaya saling memahami, mengikis prasangka, dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Tujuannya adalah menghapus segala bentuk kecurigaan dan kesalahpahaman antar kelompok masyarakat,” jelas Nasaruddin.

Latar Belakang Peristiwa

Perusakan rumah doa milik jemaat GKSI itu terjadi saat kegiatan ibadah dan pelajaran agama tengah berlangsung. Pendeta GKSI Padang, F. Dachi, menyebutkan bahwa saat kejadian, puluhan jemaat dan anak-anak sedang mengikuti kegiatan keagamaan. Namun secara tiba-tiba, sekelompok warga datang dan melakukan perusakan.

“Ketua RW dan RT memanggil kami ke belakang rumah untuk berdiskusi. Tapi di saat yang sama, warga ramai-ramai datang dan merusak rumah doa,” tutur Dachi.

Beberapa fasilitas dilaporkan rusak dalam peristiwa itu, termasuk jendela yang dipecahkan, aliran listrik yang diputus, serta dua anak yang mengalami luka-luka.

Peristiwa ini menuai reaksi luas dari berbagai pihak. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bahkan menemui langsung para korban anak-anak, sementara sejumlah anggota DPR RI mendesak agar pelaku ditindak tegas. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *