PRADANAMEDIA/ BANDUNG – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli secara resmi melepas sebanyak 570 peserta program pemagangan ke Jepang dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (15/3). Dalam kesempatan tersebut, Yassierli menekankan pentingnya menjaga etos kerja, kedisiplinan, serta akhlak yang baik selama mengikuti program di Negeri Sakura.
Menurutnya, para peserta bukan hanya mewakili diri sendiri, tetapi juga menjadi duta bangsa yang membawa nama baik Indonesia di kancah internasional. “Kalian adalah duta bangsa. Tunjukkan bahwa tenaga kerja Indonesia dikenal sebagai pekerja yang ulet, disiplin, dan memiliki akhlak yang baik,” ujar Yassierli dalam siaran pers yang dirilis pada Minggu (16/3).
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa perilaku satu individu dapat berdampak besar terhadap citra bangsa. Ia mencontohkan kejadian di salah satu negara di mana tindakan negatif seorang pekerja Indonesia sempat mencoreng reputasi negara di mata dunia. Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh peserta untuk menjaga sikap serta menjunjung tinggi profesionalisme selama berada di Jepang.

Budaya Kerja Jepang: Disiplin dan Ketepatan Waktu
Yassierli juga menyoroti budaya kerja di Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan tinggi dan efisiensi waktu. Ia menjelaskan bahwa di Jepang, waktu kerja dihitung hingga satuan detik, bukan hanya per jam. Oleh sebab itu, pekerja diharapkan memiliki fokus penuh dan tidak melakukan aktivitas lain selama jam kerja, termasuk menggunakan telepon genggam.
“Manfaatkan kesempatan magang ini untuk belajar sebanyak mungkin. Jika ada peluang untuk bekerja, ambil. Jika ada kesempatan memperluas jaringan atau menambah wawasan bisnis, manfaatkan sebaik mungkin. Jangan ragu untuk mengembangkan diri,” pesannya kepada peserta.
Selain itu, Yassierli juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa Jepang sebagai faktor kunci dalam membangun komunikasi yang baik serta memperoleh kepercayaan dari lingkungan kerja. Ia mengajak para peserta untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa asing dan keterampilan lainnya, sehingga saat kembali ke Indonesia, mereka siap berkontribusi lebih besar dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
“Jangan sia-siakan kesempatan ini. Pelajari budaya kerja, tingkatkan keterampilan, dan jadilah individu yang membawa dampak positif bagi diri sendiri serta bangsa,” pungkasnya. (RH)
