JAKARTA – Anggota Polri pada dasarnya adalah bagian dari masyarakat yang kemudian diberikan seragam setelah menjalani pelatihan dan pembelajaran di bidang kepolisian.
Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota Polri untuk selalu mengingat asal-usulnya dan tidak pernah menyakiti masyarakat, sebab mereka adalah bagian dari lingkungan yang sama. Kepercayaan dan kekuatan Polri akan tumbuh seiring dengan peningkatan kualitas serta pendidikan para personelnya.
“Jangan pernah ragu untuk terus memperkuat lembaga pendidikan kepolisian beserta seluruh elemen pendukungnya. Seorang pendidik yang terus belajar akan mampu mengajar dengan baik, dan dengan mengajar, ia juga akan terus belajar,” ujar Irjen Pol. Barito Mulyo Ratmono, Minggu (2/3/2025).
Jenderal bintang dua itu juga menekankan bahwa Akademi Kepolisian (Akpol) dan Sekolah Polisi Negara (SPN) memiliki peran krusial dalam mencetak generasi penerus Polri. Oleh karena itu, perekrutan pimpinan di kedua institusi tersebut harus melibatkan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.
“Lemdiklat adalah pihak yang memahami standar kompetensi dan moral yang diperlukan untuk membentuk calon pemimpin masa depan Polri,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa esensi dari konsep Polri yang humanis adalah kepolisian yang mampu menghormati dan memanusiakan sesama. Dalam hal ini, baik anggota Polri maupun masyarakat harus berperan sebagai subjek aktif dalam interaksi yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.
Selain itu, pengakuan terhadap hak dan kewajiban masing-masing pihak juga harus dijunjung tinggi, baik oleh anggota Polri maupun masyarakat.
“Upaya mengembalikan kepercayaan publik terhadap Polri harus dimulai dari para anggotanya sendiri. Mereka harus memiliki tekad dan keyakinan bahwa mereka mampu menjadi sosok yang dipercaya. Perubahan harus dimulai dari diri sendiri—menjadi lebih baik agar layak dipercaya oleh masyarakat,” pungkas Irjen Pol. Barito Mulyo Ratmono. (KN)
