Membangun Masa Depan Hijau IKN: Indonesia Gaet Tajikistan untuk Kerja Sama Energi Bersih

INSFRASTRUKTUR NASIONAL

**PRADANAMEDIA/ NUSANTARA – Visi ambisius Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota cerdas berbasis lingkungan atau Green Smart City selangkah lebih dekat untuk terwujud. Pemerintah Indonesia tengah menjajaki kerja sama strategis dengan Tajikistan di sektor energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sebagai bagian dari upaya konkret menuju masa depan yang hijau dan mandiri energi.

Pertemuan antara Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, M. Fadjroel Rachman, dan Perdana Menteri Tajikistan, Qohir Rasulzoda, pada Rabu (4/6) di Dushanbe, menandai langkah maju dalam kolaborasi ini. Selain membahas potensi investasi alumina senilai 2 miliar dolar AS, diskusi juga difokuskan pada pemanfaatan pengalaman dan keunggulan Tajikistan dalam pengelolaan energi hidroelektrik.

Tajikistan dikenal sebagai salah satu negara dengan ketergantungan tertinggi terhadap tenaga air, memenuhi hampir 90 persen kebutuhan listrik domestiknya dan bahkan mengekspor ke negara-negara tetangga. Kapasitas teknologi dan pengelolaan sumber daya air inilah yang dinilai relevan untuk diadopsi dalam pengembangan energi terbarukan di IKN.

“Pengalaman Tajikistan sangat relevan bagi Indonesia, khususnya dalam mendukung transisi energi bersih di IKN,” ujar Dubes Fadjroel.

Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam sektor ini. Salah satu proyek strategis adalah pembangunan PLTA Sungai Kayan di Bulungan, Kalimantan Utara, dengan kapasitas lebih dari 13.000 megawatt. Energi dari proyek ini direncanakan menjadi sumber utama pasokan listrik ramah lingkungan bagi IKN.

Melalui kerja sama ini, IKN tidak hanya akan memperkuat posisinya sebagai kota masa depan berbasis teknologi dan lingkungan, tetapi juga sebagai simbol nyata dari komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan.

Kerja sama Indonesia-Tajikistan juga selaras dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, terutama dalam agenda hilirisasi industri dan penciptaan nilai tambah dalam negeri. Tidak hanya berhenti pada sektor energi, kedua negara juga membahas potensi investasi pengolahan alumina serta minat Tajikistan dalam memanfaatkan minyak sawit Indonesia untuk diproses menjadi produk hijau bagi pasar Asia Tengah.

Kementerian Luar Negeri RI pun akan menindaklanjuti inisiatif ini melalui kunjungan resmi Menlu Sugiono ke Kazakhstan dan Tajikistan dalam waktu dekat, guna memperkuat diplomasi ekonomi serta membuka akses pasar non-tradisional bagi komoditas unggulan Indonesia.

Langkah-langkah ini mempertegas posisi IKN sebagai pionir transformasi hijau Indonesia dan simbol keseriusan pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi, transformasi industri, dan keberlanjutan lingkungan untuk generasi masa depan. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *