**PRADANAMEDIA/ RAWALPINDI – Ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir, Pakistan dan India, kembali memanas. Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh 25 drone milik India pada Kamis (8/5), hanya sehari setelah pecahnya pertempuran sengit yang menewaskan sedikitnya 45 orang dari kedua belah pihak, termasuk anak-anak.
Konflik bersenjata ini bermula pada Rabu pagi (7/5), saat India meluncurkan serangan udara yang memicu respons keras dari Islamabad. Dalam pernyataan resminya, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengecam keras tindakan India yang dinilai sebagai bentuk agresi militer terbuka. Ia menegaskan bahwa Pakistan tidak akan tinggal diam dan siap memberikan balasan yang setimpal.

Juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, mengungkapkan bahwa India menggunakan drone tempur untuk menyerang wilayah Pakistan, termasuk beberapa target strategis militer. “India kembali menunjukkan tindakan provokatif dengan menerbangkan drone ke wilayah udara kami,” ujar Chaudhry dalam konferensi pers dari markas besar militer di Rawalpindi, seperti dikutip dari AFP.
Chaudhry menyebutkan bahwa hingga saat ini, militer Pakistan telah berhasil menjatuhkan 25 unit drone Harop buatan Israel yang dikirimkan India. Sejumlah drone tersebut dilaporkan menghantam fasilitas militer di dekat Lahore, melukai empat personel militer. Di Provinsi Sindh, serangan juga menewaskan seorang warga sipil dan melukai satu lainnya.
“Operasi pertahanan masih berlangsung,” tambahnya, mengindikasikan bahwa situasi masih sangat dinamis dan bisa berkembang sewaktu-waktu.
Beberapa puing drone yang jatuh terlihat berserakan di sekitar pangkalan militer, menjadi tontonan warga setempat. Ledakan juga terdengar di beberapa titik di Lahore, menciptakan suasana tegang di wilayah perbatasan.
Sebagai langkah pengamanan, otoritas penerbangan Pakistan menutup Bandara Karachi hingga pukul 18.00 waktu setempat (20.00 WIB), sementara Bandara Islamabad dan Lahore turut ditutup sementara untuk alasan operasional.
Konflik ini kembali menyoroti sengketa abadi soal Kashmir, wilayah pegunungan yang diperebutkan oleh kedua negara. Meskipun telah terbagi secara administratif, baik India maupun Pakistan mengklaim wilayah itu secara penuh.
Ketegangan terbaru ini memunculkan kekhawatiran baru akan potensi eskalasi menjadi perang besar antar dua negara nuklir. Komunitas internasional pun mulai menyerukan penahanan diri agar konflik tidak menjalar lebih jauh. (RH)
