Pradanamedia / Pangkalan bun, 12 Agustus 2025 — Sebanyak 50 mahasiswa Universitas Antakusuma (UNTAMA) bersama aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Kotawaringin Barat menggelar aksi damai di depan Kantor DPRD setempat. Aksi ini menjadi bentuk protes terhadap berbagai kebijakan yang dinilai belum berpihak pada kepentingan rakyat.
Aksi yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut berawal dari titik kumpul di Pangkalan Bun Park dan halaman kampus UNTAMA. Dipimpin oleh tiga koordinator utama—M. Affis Mulyadin, Andre Rolis Saputra, dan Sandi Kurniawan—massa membawa spanduk, pamflet, serta pengeras suara untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Dalam orasinya, peserta menekankan sejumlah tuntutan, mulai dari isu nasional hingga lokal. Di tingkat nasional, mereka mendesak reformasi Polri, penuntasan kasus pembunuhan aktivis Alfan, serta pembebasan para demonstran yang sebelumnya ditangkap. Sementara itu, tuntutan lokal mencakup pengembalian lahan hasil sitaan Satgas PKH kepada masyarakat adat serta penolakan terhadap rencana penetapan Taman Nasional Meratus.
Koordinator aksi menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, melainkan seruan serius agar pemerintah dan wakil rakyat mendengar serta menindaklanjuti suara masyarakat. “Kami hadir di sini untuk menuntut keadilan dan penghormatan hak-hak rakyat, terutama masyarakat adat yang selama ini sering terabaikan,” ujar salah satu koordinator.
Sepanjang aksi, suasana tetap tertib dan kondusif, mencerminkan komitmen massa untuk menyampaikan pesan dengan damai namun tegas. (AMH/AK)
