Mahasiswa Columbia Dipaksa Tinggalkan AS Usai Visa Dicabut Akibat Demo Pro-Palestina

INTERNASIONAL

GLOBAL/ NEW YORK – Seorang mahasiswa asal India di Universitas Columbia, Ranjani Srinivasan, meninggalkan Amerika Serikat secara sukarela setelah visanya dicabut karena keterlibatannya dalam aksi pro-Palestina.

Menurut pernyataan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), visa Srinivasan dicabut pada 5 Maret 2025 dengan tuduhan mendukung kekerasan dan terorisme. Untuk menghindari deportasi paksa menggunakan pesawat militer AS—seperti yang dialami beberapa orang sebelumnya—Srinivasan memilih untuk pergi sendiri melalui mekanisme “self-deportation.”

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, mengunggah video kepergian Srinivasan di bandara, menegaskan bahwa siapa pun yang mendukung kekerasan dan terorisme tidak memiliki tempat di AS. Dalam unggahannya di platform X, ia menulis, “Mendapatkan visa untuk tinggal dan belajar di AS adalah hak istimewa. Jika Anda mendukung kekerasan dan terorisme, hak itu harus dicabut.”

Aksi Pro-Palestina di Columbia Semakin Diawasi

Universitas Columbia menjadi salah satu pusat demonstrasi pro-Palestina di tengah konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung. Pekan lalu, seorang mantan mahasiswa Columbia keturunan Palestina, Mahmoud Khalil, ditangkap dan kehilangan status kartu hijaunya. Sementara itu, seorang mahasiswa lainnya, Leqaa Kordia, juga diamankan oleh otoritas imigrasi setelah masa berlaku visanya habis dan diketahui pernah mengikuti aksi serupa.

Langkah tegas pemerintah AS terhadap mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi ini menegaskan bahwa kebijakan terhadap aktivis pro-Palestina semakin ketat, terutama bagi mereka yang berstatus imigran atau pemegang visa sementara. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *