Kontroversi Ucapan Gus Fuad Plered, MUI Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi

NASIONAL OPINI PUBLIK SOSIAL BUDAYA


Pradanamedia/Jakarta – Sosok pendakwah Gus Fuad Plered tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah cuplikan ceramahnya beredar luas dan diduga menyinggung tokoh agama, Habib Idrus bin Salim Al Jufri, yang sedang diusulkan sebagai pahlawan nasional. Ucapan tersebut dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk penghinaan terhadap sosok ulama besar tersebut.

Menanggapi situasi ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, menyerukan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing oleh narasi yang berpotensi memecah belah. Ia mengingatkan pentingnya menjaga suasana damai di tengah perbedaan.

“Meskipun pernyataan tersebut menimbulkan kegelisahan publik, saya mengajak masyarakat untuk tidak terbawa emosi dan menjauhi narasi yang dapat memicu konflik. Kita perlu mengedepankan ketenangan dan sikap bijak,” ujar Asrorun dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (12/4).

Ia menegaskan, tidak sepatutnya agama dijadikan alat untuk saling merendahkan. “Penghinaan atas nama SARA harus dihentikan. Jangan beri ruang untuk kebencian,” tambahnya.

Asrorun juga mengimbau agar penanganan kasus ini diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum, dan masyarakat tidak mengambil tindakan sendiri. Menurutnya, tindakan main hakim sendiri justru dapat memperburuk keadaan dan menciptakan ketegangan baru.

Ia berharap pihak berwenang bertindak profesional dan transparan agar keadilan bisa dirasakan masyarakat serta mengurangi keresahan yang berkembang. Penegakan hukum yang tegas dinilai penting sebagai langkah memberikan efek jera terhadap tindakan provokatif berbasis SARA.

“Kesan lamban atau pembiaran bisa menjadi pemicu konflik horizontal. Maka, aparat harus responsif dan sensitif terhadap kondisi keamanan masyarakat,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Asrorun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan, menggunakan akal sehat, menjunjung hukum, serta saling menghormati meskipun memiliki pandangan berbeda. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak ikut menyebarkan konten-konten provokatif yang dapat memperkeruh situasi. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *