Kontroversi Pernyataan Mantan Bupati Barito Utara, PSU dan Isu Politik Uang Memanas

HUKAM LOKAL

PRADANAMEDIA/ MUARA TEWEH – Pernyataan kontroversial yang disampaikan oleh mantan Bupati Barito Utara, H. Nadalsyah (Pak Koyem), dalam kampanye Pilgub baru-baru ini memicu beragam reaksi tajam dari masyarakat Barito Utara.

Dalam pidatonya, Pak Nadalsyah mengatakan, “Kalau sudah kalah ya kalah, kasihan orang menang disuruh kalah.” Ucapan ini langsung menuai kritik keras dari berbagai pihak, termasuk pengamat politik dan tokoh masyarakat setempat, Haji Achmad Syarpani.

Kritik Tajam terhadap Pernyataan Kontroversial

Haji Achmad Syarpani, mantan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, menilai pernyataan tersebut tidak selaras dengan semangat Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang sedang berlangsung. Menurutnya, seorang pemimpin harus menunjukkan integritas dan konsistensi dalam bersikap, terutama dalam situasi politik yang tengah memanas.

“Pernyataan Pak Nadalsyah ini bertolak belakang dengan sikap yang seharusnya dipegang oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus berhati-hati dalam berucap dan bertindak agar tetap sesuai dengan nilai-nilai demokrasi,” ujar Haji Achmad Syarpani kepada awak media pada Minggu (16/03).

Ia menegaskan bahwa dalam politik, kemampuan menerima kekalahan merupakan hal yang fundamental demi menjaga demokrasi yang sehat. “Ucapan seperti ini menunjukkan mentalitas yang kurang dewasa dalam berpolitik. Dalam demokrasi, kita harus siap menerima kenyataan dan berupaya memperbaiki keadaan, bukan menutup mata terhadap realita,” tambahnya.

PSU dan Isu Politik Uang Memanas

Sementara itu, PSU di Barito Utara menjadi sorotan setelah muncul dugaan praktik politik uang yang melibatkan dua TPS. Situasi semakin memanas setelah operasi tangkap tangan dilakukan terhadap beberapa anggota tim pemenangan pasangan calon nomor urut 02, AGI-SAJA, yang diduga terlibat dalam praktik politik uang. Kasus ini kini tengah ditangani oleh pihak berwenang.

Ketegangan semakin meningkat setelah tim kampanye pasangan calon 01, Gogo-Helo, menggelar aksi damai di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Barito Utara. Mereka menuntut agar Bawaslu bersikap adil dan transparan dalam menangani dugaan politik uang tanpa diskriminasi atau keberpihakan.

“Kami meminta Bawaslu untuk menegakkan hukum secara adil dan transparan. Jangan sampai ada perlakuan khusus terhadap pihak tertentu yang justru merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi,” ujar Hasrat, Ketua Tim Kampanye Gogo-Helo yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Barito Utara.

Aksi damai tersebut dihadiri oleh ratusan warga dan pendukung pasangan Gogo-Helo. Mereka menuntut kejelasan terkait penanganan kasus politik uang serta memastikan bahwa tidak ada intervensi dari pihak mana pun yang dapat mempengaruhi proses penyelidikan.

Harapan Akan Pemilu yang Bersih dan Adil

Hingga saat ini, masyarakat Barito Utara masih menunggu perkembangan terbaru terkait kasus tersebut. Mereka berharap agar proses hukum dijalankan secara profesional, bukan sekadar formalitas semata. Transparansi dan keadilan dalam penegakan hukum menjadi harapan utama agar kepercayaan publik terhadap demokrasi tetap terjaga.

Dengan dinamika politik yang terus berkembang, semua pihak berharap agar demokrasi di Kalimantan Tengah dapat berjalan dengan prinsip yang bersih, adil, dan transparan. Pemilu yang bebas dari praktik politik uang menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi yang sehat dan berintegritas. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *