Kontroversi Deddy Corbuzier dan Program Makan Bergizi Gratis: Pro dan Kontra Mengemuka

HIBURAN NASIONAL

Jakarta – Pernyataan Deddy Corbuzier yang membela program makan bergizi gratis, salah satu program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran, memancing beragam tanggapan dari berbagai pihak. Selain mantan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini juga turut mengomentari isu ini melalui media sosialnya.

Kritik Terhadap Pernyataan Deddy

Kontroversi bermula dari tanggapan Uni Lubis, yang mempertanyakan alasan melibatkan influencer dalam membela program tersebut. “Wah, sampai pasutri big influencer pro Pak Prabowo turun bikin konten, yang malah nambah masalah dalam komunikasi publik makan bergizi gratis (MBG). Mengapa harus pakai pedengung? Apa kurang banyak jubir di Kantor Komunikasi Presiden?” tulis Uni di media sosialnya.

Didik J. Rachbini menyindir lebih tajam dengan menyamakan pernyataan Deddy dan istrinya, Sabrina Chairunnisa, dengan tindakan buzzer. “Ini bisa jadi penyakit warisan Jokowi. Buzzer seperti ini tidak jelas apakah aparat negara atau civil society. Posisinya di bawah karpet, ya rayap, tikus. Ini adalah warisan menggerogoti institusi demokrasi,” ujar Didik.

Deddy Corbuzier Membalas dengan Emosi

Deddy Corbuzier merespons isu ini dengan video emosional yang diunggah di akun Instagram-nya. Dalam video tersebut, ia menanggapi sebuah pernyataan siswa yang mengeluhkan rasa makanan dalam program makan bergizi gratis.

“Masalah makan siang bergizi gratis buat anak-anak, ada satu video yang gua lihat ada anak ngomong ayamnya kurang enak. Kurang enak pala lu pea,” ujar Deddy dengan nada kesal.

Deddy membela kualitas makanan tersebut dan mempertanyakan standar siswa yang mengeluh. “Kalau kamu komplen, sekaya apa ente? Gila,” lanjutnya.

Ia juga membagikan pengalaman pribadinya saat membiasakan anaknya, Azka Corbuzier, untuk makan nasi kotak selama menemani syuting. “Kalau dia ngomong makanan nggak enak, gue tabok. Silakan tanya anaknya kenapa gue tabok,” tegasnya.

Beragam Tanggapan Publik

Video tersebut menuai pro dan kontra. Sebagian mendukung Deddy dengan alasan program makan bergizi gratis merupakan inisiatif positif yang harus diapresiasi, sementara yang lain menilai responsnya terlalu emosional dan tidak tepat dalam konteks komunikasi publik.

Program makan bergizi gratis ini sejatinya bertujuan meningkatkan gizi dan kesehatan siswa. Namun, cara komunikasi yang melibatkan influencer seperti Deddy Corbuzier memunculkan pertanyaan tentang efektivitas strategi pemerintah dalam membangun kepercayaan publik. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *