PRADANAMEDIA / PYONGYANG – Saat Kim Jong Un pertama kali memperkenalkan putrinya, yang diyakini bernama Kim Ju Ae, ke publik pada November 2022, banyak pengamat menduga langkah itu hanya untuk menampilkan citra sang pemimpin Korea Utara sebagai sosok ayah yang bangga pada keluarganya. Kala itu, Ju Ae tampak mengenakan jaket putih elegan saat mendampingi ayahnya menyaksikan uji coba rudal balistik antarbenua.
Belum ada tanda-tanda bahwa ia dipersiapkan sebagai pewaris kekuasaan dari dinasti Kim, yang dimulai sejak kakek buyutnya, Kim Il Sung, mendirikan rezim otoriter pada 1948. Namun, kurang dari tiga tahun kemudian, situasi berubah drastis.

Misi Diplomatik Perdana
Menurut laporan DW Indonesia (5/9), Kim Ju Ae yang kini berusia sekitar 12–13 tahun, mendampingi ayahnya dalam kunjungan bersejarah ke Beijing. Di sana, ia menghadiri parade militer peringatan berakhirnya Perang Dunia II sekaligus bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Bagi banyak analis, keikutsertaan Ju Ae dalam misi diplomatik penting ini merupakan sinyal bahwa ia mulai dipersiapkan sebagai penerus Kim Jong Un.
“Ini adalah peristiwa internasional besar sekaligus pertama kalinya Kim Ju Ae diketahui pergi ke luar negeri. Hal ini harus dibaca sebagai indikasi kuat bahwa ia menjadi salah satu kandidat utama penerus kepemimpinan, meski belum ada keputusan final,” ujar Ahn Yinhay, profesor hubungan internasional di Universitas Korea, Seoul.
Tradisi Patriarki yang Diguncang
Sejak lama, para pengamat menilai kecil kemungkinan seorang perempuan bisa menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara, mengingat masyarakat Korut masih sarat dengan nilai Konfusianisme dan tatanan patriarki yang kaku. Dalam sejarah dinasti Kim, memang putra laki-laki selalu yang menduduki posisi puncak, meski perebutan tahta sering diwarnai intrik dan konflik internal.
Namun, tanda-tanda perubahan mulai muncul pada Maret 2025. Media pemerintah untuk pertama kalinya menyebut Ju Ae sebagai “tokoh panutan”, sebuah gelar kehormatan yang biasanya disematkan pada pemimpin senior. Sebelumnya, ia lebih sering digambarkan sebagai “putri yang dihormati” saat mendampingi ayahnya di pangkalan militer maupun fasilitas industri.
Strategi Politik atau Simbol Citra Keluarga?
Meski begitu, tak sedikit yang skeptis. Toshimitsu Shigemura, profesor di Universitas Waseda, Tokyo, menilai langkah Kim lebih banyak bersifat simbolik.
“Kim dikenal paranoid terhadap ancaman pembunuhan. Dengan menampilkan putrinya di ruang publik, ia bisa mengirim pesan ke Amerika Serikat dan sekutunya bahwa serangan terhadap dirinya juga akan membahayakan anaknya. Selain itu, ia ingin dilihat rakyat Korut sebagai ayah yang penuh kasih dan dekat dengan keluarga,” katanya.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) juga sempat menyebut dalam laporan 2024 bahwa Ju Ae kemungkinan besar disiapkan sebagai penerus. Namun, hambatan budaya dan resistensi dari elite militer Korut dinilai akan menjadi tantangan besar.
Tantangan Masa Depan
Shigemura menambahkan, jika suatu saat Kim Ju Ae benar-benar naik tahta, maka itu terjadi setelah ayahnya wafat. Kondisi itu akan membuatnya kehilangan dukungan besar dari para jenderal senior yang lebih memilih dipimpin laki-laki.
“Pasti akan ada perlawanan dari kalangan militer dan elite politik. Jika Ju Ae berusaha menjadi pemimpin, ia akan menghadapi ujian yang sangat berat,” ujarnya.
Meski demikian, Ahn Yinhay tetap membuka peluang bahwa Ju Ae bisa menjadi pemimpin dengan karakter berbeda.
“Kim Jong Un melatih putrinya untuk tampil kuat, tetapi bukan tidak mungkin ia berkembang menjadi pemimpin yang lebih lembut dan baik hati,” katanya.
Misteri yang Masih Menggelayut
Rezim Korea Utara sendiri nyaris tak pernah mengungkap detail pribadi Ju Ae. Informasi terbatas yang bocor lewat NIS menyebut ia gemar berkuda, berenang, dan bermain ski. Semua informasi lain masih berselimut misteri.
Apakah Kim Ju Ae benar-benar akan menorehkan sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin Korea Utara? Atau hanya sekadar simbol propaganda keluarga Kim? Dunia masih menunggu jawaban dari negeri yang penuh rahasia ini. (RH)
