Kembali ke Bumi Setelah 9 Bulan Terjebak di Luar Angkasa, Dua Astronot NASA Disambut Meriah

INTERNASIONAL

GLOBAL/ TALLAHASSEE – Setelah menghabiskan sembilan bulan di luar angkasa, dua astronot NASA akhirnya kembali ke Bumi dengan selamat pada Selasa (18/3). Butch Wilmore dan Suni Williams, yang awalnya menjalankan misi dengan pesawat Starliner milik Boeing, akhirnya kembali menggunakan kapsul Crew Dragon SpaceX bersama astronot Amerika lainnya, Nick Hague, serta kosmonot Rusia, Aleksandr Gorbunov.

Pesawat ruang angkasa yang dinamai Freedom itu menembus atmosfer Bumi pada pukul 17.57 waktu setempat dan berhasil mendarat di lepas pantai Florida. Proses masuknya ke atmosfer yang ekstrem menyebabkan permukaan kapsul tampak hangus akibat suhu panas yang mencapai 2.000 derajat Celsius. Tim darat pun bersorak menyambut kepulangan mereka dengan penuh antusias.

“Sungguh perjalanan yang luar biasa, saya melihat kapsul penuh dengan senyum,” ujar Nick Hague, dikutip dari AFP, Rabu (19/3).

Evakuasi dan Rehabilitasi Astronot

Setelah kapsul mendarat di laut, tim penyelamat segera bergerak cepat. Perahu kecil dikerahkan lebih dulu untuk melakukan pemeriksaan awal sebelum kapal yang lebih besar mengangkat kapsul ke atas dek. Para astronot kemudian dibantu keluar satu per satu, melambaikan tangan, dan mengacungkan jempol ke arah tim penyelamat, menunjukkan kondisi mereka yang baik.

Keempat astronot tersebut langsung diterbangkan dengan helikopter menuju Houston, tempat mereka akan menjalani program rehabilitasi selama 45 hari. Proses ini bertujuan membantu mereka menyesuaikan diri kembali dengan gravitasi Bumi setelah berbulan-bulan berada di luar angkasa.

Gedung Putih turut menyambut kepulangan mereka dengan sebuah unggahan di platform X yang berbunyi, “Janji yang dibuat, janji yang ditepati.” Unggahan ini merujuk pada klaim bahwa Presiden Donald Trump mempercepat proses pemulangan mereka, meskipun pernyataan tersebut memicu kontroversi.

Misi yang Berubah Total

Awalnya, Wilmore dan Williams bertugas menguji Starliner milik Boeing dalam misi berawak perdananya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Juni 2024. Rencana awalnya, misi tersebut hanya berlangsung beberapa hari. Namun, karena adanya kerusakan pada sistem propulsi, pesawat dinyatakan tidak layak untuk membawa mereka kembali ke Bumi. Akibatnya, Starliner dikembalikan dalam keadaan kosong, sementara mereka tetap berada di ISS menunggu solusi lain.

NASA akhirnya memindahkan mereka ke misi SpaceX Crew-9, yang tiba di ISS pada September 2024. Tim misi ini awalnya terdiri dari empat orang, namun dikurangi menjadi dua demi mengakomodasi Wilmore dan Williams, yang saat itu dijuluki sebagai “astronot terdampar.” Keberangkatan mereka dari ISS akhirnya membuka jalan bagi tim pengganti, Crew-10, untuk melanjutkan tugas di stasiun luar angkasa tersebut.

Rekor dan Tantangan Astronot di Luar Angkasa

Wilmore dan Williams tercatat menghabiskan 286 hari di luar angkasa, jauh lebih lama dari durasi rotasi ISS yang umumnya hanya enam bulan. Meski begitu, pencapaian ini masih berada di urutan keenam dalam daftar misi tunggal terlama yang dilakukan astronot Amerika Serikat. Rekor AS masih dipegang oleh Frank Rubio dengan 371 hari pada 2023, sementara rekor dunia dipegang oleh kosmonot Rusia Valeri Polyakov, yang tinggal di stasiun luar angkasa Mir selama 437 hari.

Berada dalam waktu lama di luar angkasa tentu membawa tantangan besar bagi kesehatan astronot. Menurut Rihana Bokhari dari Pusat Kedokteran Luar Angkasa di Baylor College of Medicine, mereka berisiko mengalami penurunan massa otot dan kepadatan tulang, perubahan cairan tubuh yang bisa memicu batu ginjal dan gangguan penglihatan, hingga kesulitan beradaptasi kembali dengan gravitasi Bumi.

Selain tantangan fisik, tekanan mental juga menjadi faktor penting. “Bayangkan Anda pergi bekerja dan tiba-tiba terjebak di kantor selama sembilan bulan tanpa kepastian kapan bisa pulang. Itu bisa memicu stres yang luar biasa,” kata Joseph Keebler, seorang psikolog dari Universitas Aeronautika Embry-Riddle.

Namun, Keebler menambahkan bahwa para astronot menunjukkan ketahanan mental yang luar biasa dalam menghadapi situasi yang sulit ini. Kepulangan mereka ke Bumi bukan hanya menjadi pencapaian besar dalam eksplorasi luar angkasa, tetapi juga bukti ketangguhan manusia dalam menghadapi tantangan yang tidak terduga. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *