Jakarta, 13 Desember 2024 – Publik kembali dikejutkan oleh aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Pada Selasa (10/12/2024), KKB melancarkan serangan mendadak di Lanny Jaya yang menewaskan dua anggota Polres Lanny Jaya dan melukai seorang warga sipil.
Dua anggota kepolisian yang gugur dalam insiden tersebut adalah Ipda Anumerta Hidayat Suratnoharto dan Brigpol Tri Yudha Argadianto, yang menjadi korban saat menjalankan tugas. Sementara itu, seorang warga sipil bernama Bastam (43) mengalami luka tembak akibat serangan mematikan tersebut.
Kritik terhadap Pegiat HAM
Merespons peristiwa ini, Peneliti CIE Muhammad Chaerul menyoroti kurangnya respons dari kelompok-kelompok atau pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) seperti Amnesty Internasional dan YLBHI terhadap kebrutalan KKB. Ia menilai tindakan teror yang dilakukan KKB tidak hanya melanggar HAM, tetapi juga merampas kedamaian masyarakat Papua.
“Tindakan KKB sangat tidak dapat dibenarkan. Mereka jelas melanggar HAM dengan menyebarkan ketakutan di tengah masyarakat. Para pegiat HAM harus lebih berimbang dalam menyuarakan keadilan,” ujar Chaerul, Rabu (13/12/2024).
Ia juga menyoroti pernyataan Tuty Ariaswati, istri korban Ipda Hidayat, yang menyerukan perhatian lebih terhadap kekejaman KKB. Chaerul meminta pegiat HAM untuk ikut menyuarakan tuntutan agar pelaku segera ditangkap dan diadili.
Pentingnya Sikap Bijak dalam Menyikapi Isu HAM
Chaerul menekankan pentingnya sikap bijaksana dan berimbang dalam menyikapi isu kekerasan di Papua, khususnya yang dilakukan oleh KKB. Menurutnya, aksi-aksi KKB tidak hanya mengancam aparat keamanan, tetapi juga melanggar hak dasar masyarakat Papua atas keamanan dan kebebasan.
“Kekerasan KKB ini melanggar hak asasi manusia yang mendasar, termasuk hak atas kehidupan dan rasa aman. Sudah seharusnya pegiat HAM bersuara dan menunjukkan empati terhadap korban dari aksi-aksi teror tersebut,” pungkasnya.
Kasus ini menambah daftar panjang kekejaman KKB di Papua yang terus menimbulkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat setempat. Aparat keamanan bersama berbagai pihak diharapkan dapat memperkuat upaya untuk menghentikan teror yang dilakukan oleh kelompok ini. (KN)
